(Kisah) Belajar Bahasa (Jepang) - part 2

Sebenarnya ya...

Sebenarnya saya agak frustasi belajar bahasa ((di) Jepang). Sudah tinggal 10 minggu di Jepang, dan genap 8 minggu ikut kelas intensif Bahasa Jepang Basic I (seminggu 5x @100menit, diajar langsung oleh profesor dan native speaker pula!) tapi waktu di lab, ketemu dengan teman2 Jepang, boro2 ngomong, dengerkan mereka ngomong aja nggak bisa nangkep... Entah versi bahasa Jepang berapa yang diucapkan temen2 lab saya itu...

Hipotesa saya, teman2 lab saya melakukan persetongkolan jahat dengan menggunakan bahasa yang mereka ciptakan sendiri. Mereka tidak berbicara dalam bahasa Jepang. Mereka punya encoder di pita suara mereka, sehingga waktu mereka berbicara, suara yang muncul bukan Bahasa Jepang, tapi bahasa acak yang memang tidak bisa dimengerti.

Sementara yang mendengar, punya decoder di telinga mereka. Begitu sinyal suara itu masuk di telinga, segera di-decode sehingga bisa dimengerti. Saya sengaja tidak diberi both encoder dan decoder itu sebagai salah satu bentuk ospek sebagai mahasiswa baru. Saya berharap, suatu hari mereka mengatakan, "Hei, Win-san... Here are the encoder and decoder. Welcome to our lab..." Tapi sudah 2 bulan, dan mereka masih tidak mau memberikan apapun kepada saya. Saya berinisiatif untuk memiliki encoder/decoder itu secara alami. Saya akan meng-crack sistem enkripsi mereka, sehingga walaupun tanpa encoder/decoder saya bisa berbicara dan mengerti bahasa Jepang versi mereka.

Butuh waktu memang. Mungkin another 2-3 months.

Tips #3: Memahami bahasa jalanan, nggak cukup kalau hanya belajar 2 bulan (ada yang bilang 5 atau 6 bulan).

Catatan: teman saya pernah share tentang sulitnya bahasa Jepang dibandingkan bahasa2 Eropa yang lain. Dia bilang, bahasa di Eropa seperti Bahasa Perancis, Belanda, Jerman, Italia dan semacamnya, kalo kita tinggal di negaranya langsung, dalam waktu 3 bulan, roughly kita sudah bisa mengerti jika diajak ngobrol (yang sudah tinggal di Eropa bisa konfirm statement ini?) Kalo di Jepang, boro2 ngerti, mau ngajak ngomong orang aja bisa2 ditinggal ngeloyor pergi karena they don't really speak to foreign.

Komentar

  1. Seperti di Indonesia ada org luarnegeri yang mendengarkan kita ngomong bahasa jawa pak hehehehe

    BalasHapus
  2. halo win... kayaknya aq lama ga comment...
    cuma mo berbagi pengalaman aja... sekarang aq lagi di cina buat belajar bahasa mandarin tentunya.... total2, kira2 dah belajar selama 10 bulan... dan akhirnya, ngomong masi terbata2... jujur, aq juga masi kurang puas dengan kemampuanku..

    anyway, bukannya mau curhat, tapi mau encourage km... belajar bahasa asia, rasanya memang lebih sulit dari belajar bahasa barat... since grammarnya beda... apalagi ini pake karakter yg berbeda....
    aq bilang sih, jangan terlalu push yourself... km kan di jepang baru 2 bulan.... kasi wkt 6 bulanan deh.... soalnya dari pengalaman sendiri nih, kira2 6 bulan pertama, kita itu membiasakan diri sama bahasanya... smua yg kita denger di sekitar kita, diserap sama otak kita.... trus nantinya, dari sana, pelan2 kita mulai mengerti apa yg kita dengar... trus mgkn masi kurang bisa ngomong.... trus lama2, bisa lebih lancar ngomong, bahkan ga pake mikirin grammar lagi, dah keluar susunan yg bener dengan sendirinya...

    saranku, banyak2 maen sama org lokal... since km kerja sama org2 lokal, itu bakal membantu banget buat improvement bahasa jepang km... mgkn less than 6 bulan, dah mulai bisa komunikasi dlm bahasa jepang en lupa cara ngomong sesuatu dalam bahasa indonesia atau jawa... hehehe :p

    enjoy the ride deh.... ^^
    all the best.. ganbare neee~!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Day care di Jepang dan keadilan sosial

Mengurus Visa Korea di Jepang