Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2009

Posisi

Saya nggak pernah bisa cocok dengan dunia kerja yang penuh politik. Saya nggak bisa tahan di sebuah organisasi di mana persetongkolan dan intrik terjadi demi keamanan dan keselamatan posisi masing-masing. Ada yang berani menjegal teman sendiri agar dia bisa dipromosikan. Kalo emang perlu difitnah ya go ahead... Dia ngatur strategi dengan manis agar dianya looks good dan temennya looks bad di depan bos. (semoga saya nggak ketemu dengan orang jenis ini atopun kalo sampe ketemu, semoga saya nggak nyadar bahwa dia sedang ngelakukan itu, daripada saya ilfeel seumur hidup dengan dia). Mari kita sebut orang ini dengan sebutan Jenis Licik . Ada yang mau enaknya sendiri. Karena ngerasa sudah punya pangkat dan posisi, jadi nggak mau repot... " Lah buat apa juga repot, lah wong yang bawah bisa disuruh-suruh. Kalo nggak mau disuruh-suruh ya jangan jadi bawahan..." Kira-kira gitu prinsipnya. Mari kita sebut dia sebagai Jenis MohRepot . Ada yang merangkak dari bawah. Mulainya dari 0, lalu

Compassionate, Loving and Caring

For years, I've doubted if there's someone that has those 3 characters naturally. I, myself, must struggle very hard to guard my heart, control myself when tempted to gossiping or saying something bad about other people, I must discipline myself to sincerely help other people even if they gives no benefit for me. Why? Ya, simply because those characters are not my nature. That's why I must discipline myself. For most of us, loving someone is easy when s/he gives benefit for us. Caring for other people looks fun when those people are our (future) client (that most probably give future benefit for us). Or when we care about other people, if we really ask our heart, may be we'll find that actually we seek praise for ourself. We easily love and care to other people if we think that what we do for them is worth and we know that we will have greater benefit from it. I called it: "unsincerity". I almost believe that only angel that can love and help sincerely... unfo

How it feels to be a genius?

Saya tidak dapat menahan diri saya untuk bertanya dalam hati bagaimana rasanya menjadi jenius? Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang multi-talenta? Bagaimana rasanya punya otak yang kecepatan berhitung dan analisanya di atas normal sekaligus mampu mengkoordinasi jari-jari tangan untuk bermain piano, biola atau gitar dan menghasilkan nada yang indah? Bagaimana jika dalam otak sama itu juga mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah tulisan yang sangat memikat? Lalu bagaimana jika melalui otak yang sama, mampu dihasilkan karya seni seperti lukisan, fotografi, dan masakan yang lezat (ya, "dan", bukan "atau")? Otak yang sama tersebut, juga mampu mengkoordinasi gerakan tubuh dengan sempurna sehingga gerakan-gerakan tubuh seperti lari, senam, ataupun berenang yang dilakukan adalah gerakan-gerakan yang nyaris sempurna tanpa cacat. I know few of them. Saya pernah menanyakan ke yang bersangkutan, bagaimana rasanya menjadi jenius seperti itu. Tapi saya tidak mendapatkan jaw