Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

(Kisah) Belajar Bahasa (Jepang) - part 4

Nggak ada bahasa di dunia ini yang gampang. Setiap bahasa memiliki kesulitan tersendiri. Kalo ada yang bilang Bahasa Indonesia gampang, pasti yang ngomong adalah orang Indonesia yang sejak orok udah diajak ngomong pake Bahasa Indonesia, sekolah pake Bahasa Indonesia, nggosip dengan temen pake Bahasa Indonesia, baca koran yang isinya kisah-kisah seputar Indonesia, bahkan dalam mimpi pun, Bahasa Indonesia yang digunakan. Jadi nggak heran, kalo bagi orang semacam ini, Bahasa Indonesia itu gampang. Saya nggak lahir di Jepang. Sejak orok nggak pernah diajak ngomong Jepang. Pas sekolah juga nggak ada Bahasa Jepangnya (kecuali pas belajar PSPB tentang pembentukan PPKI yang disebut Dokuritsu Junbi Inkai - my first Japanese language encounter). Selama ini baca koran juga pake alfabet yang nggak ada mirip2nya dengan Kanji. Pas mimpi, juga nggak pernah ketemu orang Jepang yang ngajak ngomong Jepang. Semua serba Bahasa Indonesia. Jadilah, ketika di Jepang ngerasakan sulitnya (belajar) Bahasa Jepan

Iman kepada Tuhan

Nggak tau udah berapa kali saya pingin posting topik ini, tapi nggak kesampaian terus karena ngerasa ada yang lebih penting untuk dikerjakan. Judulnya rada-rada garing. Yang nggak percaya Tuhan, tetep boleh baca - sapa tau nanti jadi beriman. Yang sudah beriman, semoga bisa lebih beriman. Saran saya, bacanya sampe selesai, karena kalo dibaca hanya separuh nanti bisa menimbulkan salah persepsi. Ceritanya, sudah hampir 8 bulan saya tinggal di Jepang, negara yang memberikan kebebasan seluas-luasnya untuk beribadah, tapi 85% lebih warganya malah tidak memeluk agama apapun. Statistik menunjukkan bahwa kurang dari 15% warga Jepang yang memiliki dan menjalankan ibadah agama (sumber http://en.wikipedia.org/wiki/Religion_in_Japan ). Saya juga ngerasa kayak gitu, jaraaaaanng sekali muncul issue tentang keagamaan atau Tuhan (lah wong orang2nya nggak beragama, ya ngapain juga debat ato sampe berselisih tentang agama). Hampir nggak ada acara religi di televisi (sapa juga yang mau nonton?). Nggak ad

Enjoying Golden Week (part 1)

Gambar
Enjoying Golden Week Part 1, episode: Golden week is coming Bayangkan, dalam 7 hari ada 4 hari besar (libur) berturut-turut! Empat hari besar yang jatuh di minggu pertama bulan Mei (musim semi, musim terbaik sepanjang tahun dengan suhu yang hangat, cuaca yang cerah dan bunga2 mekar dengan indahnya di sepanjang jalan). Orang-orang Jepang menyebut minggu tersebut sebagai Golden week. Di Indonesia, libur semacam ini mirip dengan libur Lebaran di mana hampir semua aktivitas kantor diliburkan selama seminggu penuh, sekolah diliburkan, dan sebagian besar warga menghabiskan waktunya untuk pulang kampung atau berlibur bersama keluarga. Di Amerika atau Eropa, Golden week setara dengan libur natal dan tahun baru yang juga merupakan hari libur berturut-turut. Tahun ini adalah tahun pertama kami menikmati Golden week di Jepang. Saya meliburkan diri, menghentikan total kegiatan research. Tempat istri saya belajar bahasa Jepang, Ichikawa Language Institute, juga diliburkan selama seminggu penuh. Wak