Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Conference di Fukuoka

Gambar
Tanggal 24-29 Juni saya ke Fukuoka untuk mengikuti CARS ( http://www.cars-int.org/ ). Salah satu abstrak saya diterima dan dijadwalkan untuk oral presentation tanggal 25 Juni. Format oral presentation adalah 12 menit presentasi dan 3 menit QA. Presentasi di international conference seperti ini  (dengan audience dari berbagai negara - mostly USA dan Europe)  lebih menarik ketimbang conference lokal yang pesertanya kebanyakan orang Jepang. Ada perbedaan mendasar model presentasi orang Jepang dengan model presentasi orang Amerika. Presentasi orang Jepang sangaaaattt TIME-ORIENTED. Jika waktu presentasi 12 menit, maka mereka akan memastikan bahwa dalam 12 menit, mereka akan selesai, dengan toleransi plus minus 30 detik. Cara mempresentasikan juga sangat "stick to the slide". Mereka dilatih untuk stick to the time dan stick to the slide. Nyaris tidak ada tambahan apapun selain dari apa yang telah disiapkan. Presenter Amerika lebih "bebas" dan spontan. Mereka bisa sec

Buku "200 Kanji Yang Paling Sering Digunakan"

Gambar
Bulan Maret lalu, tanpa saya sadari, buku Kanji yang saya tulis sudah tersedia di toko-toko buku. Buku ini diterbitkan oleh Andi Offset dan bisa dibeli online di  http://andipublisher.com/produk-0114005030-200-kanji-yang-paling-sering-digunakan.html . Sejujurnya saya bukan ahli huruf Kanji. Di awal-awal belajar, saya benar-benar struggling untuk menghafal Kanji yang jumlahnya ribuan itu. Bagi anak-anak Jepang, mempelajari Kanji dasar dibutuhkan waktu 12 tahun, dari kelas 1 SD sampai 3 SMA. Jumlah huruf Kanji yang harus dipelajari di setiap tahun ajaran berbeda-beda. Misal, Kanji untuk kelas 1 SD sejumlah 80 karakter, 2 SD sejumlah 160, 3 SD sejumlah 200, dst. Bagi kami, mahasiswa asing yang ingin mempelajari Kanji (agar sekedar bisa memahami tanda atau membaca pengumuman) tentu tidak memiliki waktu sebanyak itu untuk menghafal Kanji. Saya mengamati, dari sekian banyak Kanji, ternyata hanya beberapa ratus saja yang sering muncul di koran atau majalah. Jika kita bisa fokus untuk m

Kunjungan tanpa visa ke Jepang!

Kabar gembira bagi para traveller! Jepang resmi mengumumkan pembebasan visa warga negara Indonesia untuk kunjungan wisata selama 15 hari. Syaratnya hanya satu, yaitu memiliki e-passport. Bagi yang sudah punya e-passport, tinggal cari tiket murah AirAsia (yang kalo lg promo bisa dapet Rp. 3jt PP Indo-Jpn-Indo) lalu bisa nyelonong gitu aja bisa masuk di Haneda atau Narita. Gak pake visa-visa-an (yang kabarnya) sulit dikabulkan. Btw, e-passport berbeda dengan passport biasa. Di dalam e-passport ada informasi biometric yang unik sehingga kecil kemungkinan (mendekati tidak mungkin) untuk memalsukan passport. Kalo passport biasa, asal punya KTP, punya koneksi sama RT dan RW, bisa banget warga negara Indonesia punya lebih dari 1 passport. Kenapa sih kok harus pake e-passport segala? Ceritanya begini. Jepang ini kan lagi mendongkrak sektor pariwisata yang beberapa tahun ini menurun drastis karena issue radiasi nuklir. Tentu agar semakin banyak wisatawan berkunjung ke Jepang, prosedur mas