Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Second Language Acquisition

Bagaimana kita bisa berkomunikasi melalui bahasa adalah hal yang menakjubkan. Saat masih usia 2-3 tahun, kita nggak pernah sadar bagaimana kita mengembangkan kemampuan berbahasa ini. Tiba-tiba saja, kita dapat berbicara, membaca, dan menulis. Bahkan saat tulisan ini diketik, saya seolah-olah nyaris tidak memikirkan apa itu kata kerja, kata benda, kata sifat, prefiks dan sufiks. Konon kabarnya, prefiks (atau awalan seperti "me", "mem", "di", "ber") dan sufiks (seperti "i", "an", "kan", "nya") sangat sukar bagi orang asing yang mempelajari Bahasa Indonesia. Padahal bagi yang first language-nya Indonesia, prefiks atau sufiks semacam itu, hampir tidak pernah kita pikirkan saat kita berbahasa. SLA atau dalam bahasa Indonesia "Pemerolehan Bahasa Kedua" adalah bagaimana kita mendapatkan kemampuan berbahasa asing (selain bahasa asli kita). Ini juga tidak kalah menakjubkannya (misterius menurut saya) diba

Beasiswa ke Jepang? Enak ya...

Masih belum genap 2 minggu saya di Jepang (sejak sampe Narita tanggal 11 September lalu). Ketika masih di Indonesia, ungkapan "Wiih... enak ya bisa ke Jepang gratis..." sering saya dengar (baik secara eksplisit maupun implisit melalui body language). Benaran enak ya? Ya... bisa disebut enak kalo definisi enak adalah: Bisa jalan-jalan ke Jepang dengan tiket pesawat PP dibayarin. Bisa menikmati tenangnya taman kota di sore hari tanpa kuatir dipalak preman. Bisa ke mall di Tokyo yang dipenuhi dengan orang2 dengan berbagai dandanan (yang membuat kita aneh jika berjalan tanpa dandanan apapun) Bisa menikmati praktisnya sistem transportasi menggunakan kereta, yang biaya untuk sekali transfer antar stasiun dalam jarak kurang dari 5KM bisa dipake naek mikrolet Arjosari-Tidar seminggu. Bisa mencoba makanan dan minuman baru yang higienitasnya dipastikan terjamin. Bisa mendapatkan teman-teman baru dengan latar belakang budaya yang berbeda. Bisa mendapatan sistem pendidikan yang kabarnya