Minggu ini, saya akan ke Korea (selatan) untuk presentasi poster di IFMIA (International Forum on Medical Imaging in Asia), tepatnya di Daejeon. Bagi warga negara Jepang, pergi ke Korea tidak memerlukan visa karena ada kerja sama bilateral. Sama seperti WNI yang pergi ke negara-negara ASEAN. Awalnya saya pikir saya juga nggak perlu visa untuk ke Korea. Beberapa forum menyebutkan bahwa WNI bisa masuk ke Korea TANPA perlu visa. Namun itu hanya berlaku untuk pemegang passport biru (passport dinas). Sementara untuk rakyat biasa (seperti saya), visa Korea mutlak diperlukan untuk bisa masuk ke Korea. Minggu lalu, saya mengurus visa Korea. Situasinya agak unik karena saya warga negara Indonesia, tinggal di Jepang dan mengurus visa untuk pergi Korea. Pengurusannya ternyata sederhana - tidak serumit ketika mengurus visa ke Amerika dulu. Cukup mengunduh formulir aplikasi visa di sini , isi dan bawa ke Embassy of South Korea di Tokyo. Biaya pembuatan visa sebesar 2400 yen dan jadi dalam wakt...
Ini sambungan dari posting yang lalu Tentang Charis National Academy (1). Anak-anak kami ini boleh dibilang accidentally bisa masuk di Charis. Lha wong masuk waiting list-nya aja cuman beberapa bulan sebelum tahun ajaran baru mulai, padahal normalnya mesti masuk waiting list dulu 1 tahun sebelum masuk sekolah. Untungnya, di minggu-minggu terakhir ada 1 anak yang mengundurkan diri sehingga si Hide bisa masuk dan jadi siswa Charis - sampai sekarang di masa Pandemi ini duduk di kelas 2 SD. Ini foto sekolah di rumah hari pertama 13 Juli 2020. Sudah kelas 2 SD aja... Padahal di awal sekolah (tahun 2016) masih seperti ini. Gimana sekolah di Charis? First of all, Charis ini sekolah Kristen. Sebelum masuk, kami, orang tua, diminta untuk menandatangani agreement bahwa kami setuju semua kegiatan belajar mengajar based on the Christian Faith. Mata pelajaran Bible diletakkan sebagai mata pelajaran utama. Semua kegiatan diawali dan diakhiri dengan doa. Anak-anak diajarkan secara mandiri u...
I've passed the first month in Japan dengan sehat, selamat, dan masih belum bisa ngomong Jepang. At least, saya sekarang sudah bisa baca hiragana dan katakana sedikit lebih cepat dari anak kelas 2 SD di Jepang. Untuk karakter Kanji, saya juga sudah bisa baca... Ya sekitar 20-an karakter dari total 2.000 karakter agar bisa baca koran dengan lancar. At least, saya sudah bisa membedakan kanji untuk karakter "Pria" dan "Wanita" yang tentunya sangat berguna ketika ke toilet umum. Pinginnya di tahun ke-3, sudah menguasai 2000 karakter kanji agar bisa survive di negara lain yang juga menggunakan karakter tersebut, seperti China, Taiwan atau Hongkong. Amin! Saya mulai suka dengan Universitas Chiba dan lingkungannya (padahal dulu nggak pernah kebayang bakal sampe di Universitas Chiba untuk dapetin Ph. D, kebayangnya ya dapetin Ph. D di computer science dari MIT, Harvard ato Universitas Ma Chung gitu...). Kenapa saya suka (Universitas) Chiba? First of all , lokasi Unive...
Komentar
Posting Komentar