Kenapa Ph. D butuh 3 tahun (part 2)

Saya ralat judulnya. Judul "Kenapa Ph. D butuh 3 tahun" kurang tepat. Lebih tepat kalau diberi judul "Kenapa Ph. D (di UCNJ) butuh (minimal) 3 tahun".

Catatan kecil:
  • UCNJ: Universitas Chiba Nusantara Jaya.

Ceritanya, dua minggu lalu saya ujian masuk doktoral. Kata profesor pembimbing saya, ujian masuk ini sifatnya formalitas aja, jadi nggak perlu terlalu kuatir karena selama ini hampir semua bisa lulus ujian. Kalau lulus ujian, berarti saya resmi menjadi Ph. D student. Lah selama ini emang bukan Ph. D student? Bukan. Selama ini status saya adalah research student. Bedanya kalo Ph. D student bisa dapet gelar Ph. D sementara kalo research student nggak akan pernah dapet gelar Ph. D.

Materi ujian masuknya adalah presentasi penelitian yang akan dikerjakan plus oral interview. Tentu komunikasi harus dilakukan dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh baik yang diuji maupun ke-4 penguji yang bergelar Ph. D dengan embel2 Profesor. Pilihannya jatuh pada Bahasa Inggris, secara para profesor penguji itu nggak bisa Bahasa Indonesia blas.

Jadilah 20 menit presentasi dan 20 menit tanya jawab. Gimana rasanya? Yang sulit di 5 menit pertama... Nervous, mengatur suara dan gesture agar terbiasa dengan suasana dan tatapan para penguji. Setelah lewat 5 menit... keringat dingin, berdebar2, mendadak gagap, speechless sampe akhirnya pingsan di tempat. :) Hehe2... Presentasi berjalan dengan lancar. Semua pertanyaan bisa saya jawab dengan lancar karena semua yang dipresentasikan "tidak mengada-ada".

Hasilnya? Berdasarkan fakta bahwa presentasi dan oral interview berjalan dengan lancar, plus informasi dari profesor pembimbing bahwa selama ini ujian masuk cuman sekedar formalitas belaka, maka minggu depannya saya mendapatkan kabar yang menggembirakan (nggak perlu dikasi selamat). Setelah melewati masa research student selama 1 semester, resmilah saya pada awal semester ganjil yang baru, yaitu April 2011 sebagai... Research Student untuk satu tahun ke depan! Iya, jadi research student lagi.

Ternyata saya dinyatakan nggak bisa diloloskan untuk menjadi Ph. D student. Menurut profesor pembimbing saya, tahun ini ada policy baru dari dekan fakultas teknik UCNJ untuk membatasi jumlah Ph. D student. Saya menengarai policy ini diberlakukan untuk international student. Teman lab saya, international student dari China yang sudah 7 tahun tinggal di Jepang, lulusan S2 dari UCNJ, dan sudah menjadi research student selama 1 tahun, juga dinyatakan nggak lulus dan harus jadi research student selama 1 tahun ke depan. Kemungkinan prioritas Ph. D student diberikan kepada mahasiswa Jepang.

Awalnya kabar ini kabar yang nggak enak buat saya. Tapi setelah saya pikir2, lah, emang nggak enak di apanya? Justru ini kabar menggembirakan...

Kalo saya research student sampe 1 tahun ke depan, berarti saya akan berada di Jepang sampe setidaknya 4 tahun ke depan. Karena saya termasuk orang yang suka belajar, maka kalo ada kesempatan belajar dan memperdalam ilmu (yang saya minati) ya pasti menyenangkan... Saya jadi bisa lebih lamaaa meneliti (dengan tenang) di laboratorium dengan fasilitas super lengkap. Kalo semakin lama di sini, tentu ilmu yang didapat akan lebih banyak, pengalaman meneliti di bawah bimbingan profesor yang kompeten juga bertambah, kemampuan bahasa Jepang akan semakin canggih (yang mana saya juga suka belajar bahasa)... Dan tantangan yang menarik adalah mengatasi situasi di mana beasiswa hanya diberikan selama 36 bulan (yang sudah berjalan 5 bulan). Situasi ini akan membuat kami jadi punya kesempatan untuk mengasah kreativitas dan daya juang. So exciting! Orang Jepang bilang, omoshiroiii...! (dan plus bonus bisa lebih lamaaaa menikmati indahnya negara Jepang).

What a journey... a doctorate journey.

(to be continued...)


Komentar

  1. Ooo...ternyata begitu ya Pak aturannya di Chiba...

    Setuju Pak...mungkin lebih lama akan lebih baik karena lebih bisa memperdalam ilmu. Sementara saya hanya punya sisa waktu setaun tapi sampe sekarang belum ngeh banget dgn topik penelitian saya. Tapi walopun begitu, saya ga mau nambah2 waktu...hehehe!

    BalasHapus
  2. selamat berjuang! :D
    pasti bisa! kan pak windra...

    BalasHapus
  3. Seneng deh bacanya Bapak semangat! Saya percaya bahwa nothing is impossible because when there is a will, there is a way... *saya penganut aliran super positip Pak*

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Day care di Jepang dan keadilan sosial

Mengurus Visa Korea di Jepang