Extraordinary friend (1)
Kalo suatu hari saya mau balik ke Indo karena kangen dengan suasana Indo, wajar banget kalo ada temen di sini yang bilang, "eh, kalo balik Jepang jangan lupa oleh2nya ya!". Saya nganggep itu hal yang biasa. Wajar juga kalo ada yang nitip sesuatu... Misalnya nitip Indomie ato bumbu masakan Indonesia yang memang jarang ditemui di Jepang. Wajar. Nggak ada yang salah dengan hal itu.
Tapi, temen yang satu ini nggak begitu.
Si A, bulan depan mau balik ke negara asalnya, untuk beberapa bulan.
"Eh, kamu mau balik ya?" tanyanya.
"Iya, tanggal xx bulan depan..." Jawab A.
"Udah beli oleh2, buat keluarga?"
"Udah... Kapan hari udah mulai nyicil beli oleh2." Jawab A
"Ooo... Minggu depan, ya aku bawakan oleh2..."
"..."
Minggu depannya, temen itu bawa oleh2 buat si A. Satu tas penuh.
Dia bilang, "Ini oleh2 buat keluarga ya... Moga2 keluarga suka."
Isinya memang oleh2. Si A yang mau balik, bukannya ditagih oleh2, bukannya dititipi yang macem2, malah diberi oleh2. Bermacam2 oleh2, dan bukan yang murahan.
Saya terkesan. Jujur, belum pernah saya melakukan hal seperti itu. Paling banter, saya ngasih ucapan selamat jalan yang tulus dan doa agar selamat sampai tujuan, bisa seneng2 dan ketemu keluarga. Nggak terpikir ngasih oleh2 untuk mereka yang mau balik ato bepergian jauh.
Temen saya yang satu itu punya giving lifestyle. Saya yakin dia adalah orang yang bahagia dan nggak akan merasa berkekurangan dalam hidupnya. Diam-diam saya janji pada diri saya untuk belajar punya giving lifestyle seperti itu. Nggak cuma bawa oleh2 kalo habis bepergian, tapi juga bisa ngasih oleh2 untuk temen yang AKAN bepergian.
Tapi, temen yang satu ini nggak begitu.
Si A, bulan depan mau balik ke negara asalnya, untuk beberapa bulan.
"Eh, kamu mau balik ya?" tanyanya.
"Iya, tanggal xx bulan depan..." Jawab A.
"Udah beli oleh2, buat keluarga?"
"Udah... Kapan hari udah mulai nyicil beli oleh2." Jawab A
"Ooo... Minggu depan, ya aku bawakan oleh2..."
"..."
Minggu depannya, temen itu bawa oleh2 buat si A. Satu tas penuh.
Dia bilang, "Ini oleh2 buat keluarga ya... Moga2 keluarga suka."
Isinya memang oleh2. Si A yang mau balik, bukannya ditagih oleh2, bukannya dititipi yang macem2, malah diberi oleh2. Bermacam2 oleh2, dan bukan yang murahan.
Saya terkesan. Jujur, belum pernah saya melakukan hal seperti itu. Paling banter, saya ngasih ucapan selamat jalan yang tulus dan doa agar selamat sampai tujuan, bisa seneng2 dan ketemu keluarga. Nggak terpikir ngasih oleh2 untuk mereka yang mau balik ato bepergian jauh.
Temen saya yang satu itu punya giving lifestyle. Saya yakin dia adalah orang yang bahagia dan nggak akan merasa berkekurangan dalam hidupnya. Diam-diam saya janji pada diri saya untuk belajar punya giving lifestyle seperti itu. Nggak cuma bawa oleh2 kalo habis bepergian, tapi juga bisa ngasih oleh2 untuk temen yang AKAN bepergian.
Komentar
Posting Komentar