Saintis vs artis

Suatu ketika, seorang peraih nobel Fisika dari Jepang, Prof. Koshiba, diinterview oleh NHK. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah ketika beliau ditanya, mana yang lebih jenius, fisikawan Albert Eintein atau musisi Mozart.

Setelah berpikir sejenak, Prof. Koshiba menjawab bahwa yang lebih jenius adalah musisi Mozart. Alasannya  Albert Einstein hanya merumuskan apa yang sudah ada di alam. Seandainya relativitas tidak ditemukan oleh Albert Einstein, maka somehow, fisikawan lainlah yang akan merumuskan... begitu menurutnya. Saya setuju. It's just a matter of time. Sama halnya dengan penemuan bola lampu oleh Thoma Alva Edison. Saya sering mendengar kelakar bahwa kalau tidak ada Thomas Alva Edison, maka dunia saat ini akan menjadi dunia yang gelap... Mungkin juga, tapi saya lebih cenderung pada kemungkinan bahwa orang lain lah yang akan menemukannya lampu pijar seandainya Edison menyerah pada kegagalannya.

Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh musisi Mozart yang mengkomposisi puluhan musik klasik. Jika Mozart tidak pernah lahir, puluhan atau ratusan tahun kemudian, belum tentu (secara statistik sangat kecil kemungkinan) akan muncul komposisi musik seperti yang diciptakan oleh Mozart... It's an art. It's unique.

Saya senang dengan sains. Saya senang mempelajari hal-hal yang masih belum tersingkapkan oleh pengetahuan saat ini. Saya bangga, seandainya menjadi orang  pertama yang berhasil merumuskan salah satu "rahasia" alam lewat penelitian yang saya lakukan... Tapi, benar apa yang diungkapkan Prof. Koshiba... Alam terbuka untuk diselidiki oleh semua orang. It's just a matter of time. Siapa lebih dulu menemukan apa.

***

Manusia adalah karya seni dari Tuhan. It's unique. Jika kita nggak pernah muncul di bumi, maka sampai kapanpun, kita akan pernah "ditemukan". Semua karya kita, apa yang kita pikirkan, lakukan, ucapkan selama hidup di bumi juga unik - dan somehow memengaruhi orang lain.

Saya sangat yakin, bahwa ketika Tuhan menciptakan manusia, adalah kehendakNya agar apa yang kita pikirkan, lakukan, ucapkan, dan kerjakan membuat dunia menjadi lebih berwarna. Warna-warna itu, pada waktunya, seharusnya membuat dunia semakin terang - bukan sebaliknya malah membuat dunia tambah gelap.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Day care di Jepang dan keadilan sosial

Mengurus Visa Korea di Jepang