Setelah lulus, ngapain? (Part 2)
Setelah lulus, ngapain?
Episode 2: Who do you think you are, so we have to pay you big bucks?
Tapi tentu bukan berarti tidak ada peluang sama sekali bagi seorang fresh graduate untuk mendapatkan gaji 8 digit/per bulan di awal-awal karir sebagai pegawai. Perusahaan nasional dengan omzet puluhan atau ratusan milyar per bulan (perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, rokok, otomotif, properti atau telekomunikasi), justru mencari fresh graduate yang berkualitas dengan iming2 gaji yang dalam setahun bisa setara dengan biaya kuliah S1 selama 4 tahun.
(Kabar burungnya, perusahaan rokok seperti HM Smp, berani menggaji fresh graduate yang baru kemaren sore lulus sebesar 6-8jt/bln di posisi teknis, perusahaan penambangan minyak Caltex bahkan mem-booking mahasiswa2 geologi/pertambangan yang belom lulus agar setelah lulus mau bekerja di Caltex dengan gaji awal 8 digit! Jangan lupa juga, di Indonesia ada Microsoft yang selalu hunting fresh graduate yang cemerlang untuk di-hire dengan gaji awal mendekati 9 digit per tahun - burung itu nggak bohong)
Untuk masuk di perusahaan2 semacam ini, ada 2 cara. Cara pertama adalah cara relasi. Kalo si fresh graduate adalah anak mantunya si anu, yang ayahnya adalah teman maen golf dari kakak sepupunya pemegang saham perusahaan sebesar 60%, maka si fresh graduate tidak akan susah untuk bisa masuk perusahaan itu dan dapet langsung dapet gaji besar.
Cara kedua adalah jalur resmi, di mana si fresh graduate harus lulusan dari universitas ternama (terakreditasi?), dengan IPK di atas 3, lulus psikotest, punya kemampuan bahasa Inggris (aktif, pasif), menunjukkan bahwa dirinya "well-mannered" dan civilized human being saat diwawancara, dan punya sesuatu yang beda dibandingkan ratusan atau ribuan pelamar yang lain. Kalo kita nggak punya skill yang membedakan dengan ratusan pelamar yang lain, lah kenapa si perusahaan itu repot2 milih kita? Make sense kan?
Jadi, menjawab pertanyaan awalnya, "Setelah lulus, ngapain?"... Bagi yang ingin menjadi pegawai, ada dua pilihan. Melamar di perusahaan biasa dengan gaji biasa, kemudian kerja untuk mendapatkan pengalaman, skill, kemampuan problem solving, kerja sama dalam tim dan (moga2) segera dapat promosi jabatan, yang mungkin baru didapat setelah 3-4 tahun bekerja, bisa jadi sampe 5 tahun juga nggak naek2 dengan gaji segitu2 aja.
Kemungkinan kedua adalah melamar di perusahaan besar yang biasanya pasang iklan setengah halaman ato 1 halaman penuh berwarna di harian Kompas. Perusahan ini jelas bukan perusahaan ecek2 yang menggaji pegawainya pake daun. Dan pertanyaan 1 juta dolar yang diajukan perusahaan itu adalah, "What makes you think that you will succeed in that position?". Kalo si recruiter-nya adalah orang tipe Simon Cowell, pertanyaannya akan lebih straight forward, "Who do you think you are, so we have to pay you big bucks?"
Komentar
Posting Komentar