Beda Suami dan Istri - part 2

* ...ditulis dalam keadaan melo... *

Untuk para istri, tulisan ini bisa ditunjukkan ke suaminya (masing2). Terutama kalo udah males jelaskan kebutuhan istri yang (bisa jadi) sering dilupakan suami (ato suami yang pura2 nggak tau). Untuk para suami, tulisan ini penting, agar bisa ngerti kebutuhan emosional istri (dan memenuhinya) demi menjaga kesehatan jiwa dan raga dari omelan istri.

Kebutuhan istri nggak sama dengan kebutuhan suami. Buat istri, punya suami yang keren tentu membanggakan, tapi buat apa suami keren, perlente, dan modis tapi nggak cinta ma istri ato anak2nya? Buat istri, punya suami yang bisa sama2 jadi companionship untuk hobi2 si istri bagus juga, tapi buat apa suami yang bisa jadi companionship tapi nggak ngasih keamanan finansial (=duit)? Para istri bukannya mata duitan, they're just being realistic.

So, here are "Her needs" based on Dr. Willard Harley's book ("His Needs, Her Needs : Building an Affair – Proof Marriage"), after counseled 40 thousands married couple.

* kebutuhan emosi istri yang diurutkan secara menurun*

Kebutuhan ke-5: Komitmen keluarga
Istri punya kebutuhan emosi agar suami berkomitmen penuh terhadap keluarga, bisa mengutamakan kepentingan istri dan anak2nya. Bisa diandalkan dari kebutuhan mengatur anak2 dengan baik sampe masang pipa elpiji, ato ngangkatin galon aqua seberat 19kilo. Kalo si anak susah diatur, si istri berharap si suami yang dapat mengatasi kenakalan si anak, kalo si anak kesulitan belajar, si istri berharap si suami yang bisa mengatasi kesulitan dalam belajar si anak, kalo si anak di-palak sama temen sekolahnya, si istri berharap suami balas memalak si teman sekolah itu... Istri bisa jengkel setengah mati kalo suami nggak bisa nunjukkan komitmen-nya untuk kepentingan keluarga... Bisa ngomel puluhan ribu kata kalo si suami yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai situasi dalam keluarga dengan enteng merespon, "urus aja sendiri... capek ngurusin yang gitu2".

Kebutuhan ke-4: Dukungan keuangan
Sekali lagi, kebutuhan ini bukan berarti para istri mata duitan, they're just being realistic (saya bisa melihat para wanita tersenyam-senyum dengan statement di atas). Kalo suami nggak bisa memberikan dukungan keuangan, lah terus gimana mau memenuhi kebutuhan keluarga? Kalo istri terpaksa bekerja gara2 kebutuhan primer keluarga nggak bisa didapetkan oleh suami, maka keluarganya akan timpang... Istri jadi lebih superior (karena mentang2 dialah yang lebih berperan dalam andil memenuhi kebutuhan keluarga), sehingga muncullah organisasi terlarang "ikatan suami takut istri". Para suami, make sure kebutuhan primer keluarga bisa dicukupi dari penghasilan yang didapatkan... At least kebutuhan primer, sukur kalo kebutuhan rumah mewah, mobil baru, gadget, fashion, baju, makeup, salon, menicure, pedicure juga dapat dipenuhi... (senyum para wanita tambah lebar, sementara para pria yang belom menikah jadi pikir2 lagi untuk nikah).

Kebutuhan ke-3: Kejujuran dan Keterbukaan
Jujur berarti suami bisa terbuka tentang keadaan dirinya kepada istri, nggak ada yang disembunyikan ketika istri bertanya2 tentang apapun... Rasa aman istri akan rusak kalo istri mendapati suaminya bohong, even untuk hal2 yang kecil. Kalo rasa aman istri udah rusak karena suami nggak jujur, jangan heran kalo si istri akan berpraduga yang mengerikan kepada suami... Tuduhan, "kamu selingkuh ya!!????", "kamu maen wanita ya???", "kamu nggak pulang karena janjian sama cewek itu yaa???" akan muncul dari hati seorang istri yang judes, bengis dan cemburuan... eh, maksudnya dari hati seorang istri yang rasa aman-nya terusik gara2 tidak lagi mempercayai suami.

Make sure, kejujuran dan keterbukaan jadi dasar dalam komunikasi keluarga. Jika suami istri punya pondasi yang kuat dalam kejujuran dan keterbukaan, dapat dipastikan spirit ini akan turut terbawa untuk anak2 yang dilahirkan dalam keluarga tersebut... Hal yang sebaliknya akan berlaku.

Kebutuhan ke-2: Percakapan
Jangan terkejut dengan hasil survei ini. Tahun pertama pernikahan, pasangan menghabiskan 70% untuk ngobrol (dan 30% lainnya untuk... bercinta?). Dan lamanya waktu mengobrol itu berkurang 20% seiring bertambahnya tahun. Sehingga di tahun ke-8 pernikahan, suami istri akan kurang punya kesempatan ngobrol, kecuali benar-benar diusahakan.

Isteri pingin suaminya bisa memberikan perhatian secara kata-kata. Istri pingin suaminya tahu gimana perasaannya, tentang hari2 yang dia alami. Tapi, sebagai seorang pria dan suami, saya bisa berempati terhadap para pria yang lain... Pria umumnya nggak gitu suka basa-basi atau percakapan yang bertele-tele. Pria suka hal-hal praktis yang memang perlu dibicarakan. Di sini jadi critical point buat suami, suami perlu menghargai istri dengan meluangkan waktu untuk bercakap-cakap secara santai. (Iya2... saya juga msih blom bisa)

Kebutuhan ke-1: ...
Guess what? Bukan... bukan seks... Seks bukanlah kebutuhan utama para istri. They might enjoy sex, but that's not her first emotional needs... Para suami pasti kehabisan ide untuk nebak kebutuhan pertama istri... Lah kalo bukan seks, apa lagi donggg???

Kebutuhan pertama istri adalah DISAYANG. Penting para suami bisa membedakan antara "disayang" dengan "hubungan seks". That's VERRRYYY different (with capital V)... Hubungan seks adalah ekspresi dari sayang. Dan untuk istri, ekspresi sayang dari suami yang diharapkan NGGAK SEKEDAR CUMAN ngeseks (yang jadi kebutuhan pertama dari suami).

Ekspresi sayang yang dibutuhkan istri lebih luas daripada sekedar seks. Istri butuh ekspresi sayang dari suami dalam bentuk: sikap yang gentlemen, membawakan belanjaan istri, melindungi, meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesahnya, menghormati dan memperlakukan sebagai seorang istri di depan publik, mengekspresikan kebanggaannya menjadi suami dari sang istri di depan teman2nya, bersikap romantis, menggandeng tangan, membelai, dipanggil dengan panggilan sayang, dsb... That's the number one of her needs. (maaf untuk para istri yang berharap saya bisa lebih mendeskripsikan kebutuhan utama ini... saya nggak bisa panjang2 nulis bagian ini... lha wong juga masih belajar untuk lebih bisa memenuhi kebutuhan ini... tulis di komen kali ya?).

-------------------
End of note.

Prolog:
Suami dan istri adalah dua manusia dengan kebutuhan yang SANGAT berbeda. Keduanya nggak akan bisa secara otomatis, secara alami memenuhi kebutuhan masing2. Harus diusahakan. Love is a verb. Cinta itu kata kerja dan bukan bentuk pasif.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial