Cara Kaya Orang Kaya

Dulu, saya punya prinsip tidak mau berhutang.

Dalam bentuk apapun. Saat membeli apapun.

Kalaupun berhutang, saya pastikan nilai utang itu sekecil mungkin - atau angsurannya sekecil mungkin. Definisi kecil itu 5-10% dari apa yang dihasikan tiap bulan. Termasuk membeli barang menggunakan kartu kredit. Begitu tagihan keluar, langsung dilunasi. Saya tidak pernah memberi kesempatan bank untuk mendapatkan bunga dalam bentuk apapun dari saya. Kalau perlu, saya akan manfaatkan habis-habisan cash back dari kartu kredit... dan saya (bangga) menjalankan prinsip itu. Setidaknya sampai beberapa waktu lalu.

Prinsip ini mulai berubah sejak saya mempelajari bagaimana orang kaya menggunakan uangnya (atau uang orang lain) untuk menambah kekayaannya.

Prinsip yang saya pegang ternyata salah. Setidaknya ada bagian yang harus saya revisi ketika saya punya tujuan financial independence.

Jika saya terus-terusan memegang prinsip tidak berhutang dalam bentuk apapun, maka tidak membutuhkan akuntan lulusan S3 untuk bisa mengestimasi aset yang akan saya kumpulkan dalam 5, 10, 15 atau 20 tahun ke depan. Very easy to estimate. Penghasilan dosen sekian - dari side hustle sekian - dari penghasilan itu disisihkan sekian untuk menambah aset - lalu mengatur pengeluaran. Lakukan terus menerus, sampai 20 tahun ke depan. Hasil akhirnya mudah sekali untuk dihitung (). 

Sejak saya menetapkan goal financial independence di 5 tahun ke depan, prinsip tidak berhutang yang saya pegang sejak saya mulai mengatur keuangan itu saya revisi.

Saya berhutang. Jumlah utang ini harus cukup besar untuk diversifikasi usaha, dengan jangka waktu/tenor pembayaran selama mungkin >10 tahun sehingga angsuran tiap bulan bisa sekecil mungkin dan besar angsuran tiap bulan tidak mengganggu cashflow pengeluaran rutin bulanan.

Uang dari utang itu, harus diusahakan untuk membiayai angsurannya. Bagaimana mengusahakannya? Ada banyak cara, tapi mungkin nanti saya akan ceritakan. Intinya, uang dari utang digunakan untuk usaha yang setelah beberapa waktu dapat berjalan secara autopilot - dan menghasilkan minimal sama dengan jumlah angsuran (tentu saja targetnya tidak hanya menghasilkan 1x besar angsuran, tapi 2, 3, atau bahkan 4x lipat dari angsuran). Dengan cara ini, dalam 10 tahun, angsuran akan lunas. Setelah itu, usaha tetap berjalan dengan keuntungan 100% menjadi milik pribadi (tidak lagi digunakan untuk membayar angsuran). 

Dalam 10 tahun mengangsur, jika yang dihasilkan lebih dari jumlah angsuran, maka kelebihan tersebut, bisa dinikmati sebagai pemasukan. SALAH. Kelebihan itu harus masuk kembali sebagai modal usaha yang lain untuk menghasilkan lebih banyak lagi. Jika 1 usaha ini sudah berjalan lancar secara autopilot, lakukan hal yang sama untuk usaha berikutnya (membiayai usaha lewat utang) - dan tunggu sampai berjalan secara autopilot. Lanjut lagi, lanjut lagi, lanjut lagi. Utang akan terus bertambah - tapi semua angsurannya dapat dibayar melalui usaha yang ada. Dalam 10-20 tahun ke depan, most likely aset yang dimiliki sudah bertambah secara eksponensial, semua utang sudah lunas dan bisa masuk masa pensiun yang nyaman dalam kondisi financial independece yang tidak bergantung dari uang pensiun (kalau ada uang pensiun).

Jadi cara kaya orang kaya adalah menggunakan uang orang lain (lewat utang) untuk usaha. Usaha itu yang akan membayar utangnya. Usaha itu, HARUS bisa berjalan secara autopilot - atau tidak menggunakan waktu dan tenaga sendiri untuk menjalankan. Ada sistem yang bisa dijalankan. 

Repeat and rinse.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial