LPM: Lembaga Palugada Machung
Hari Rabu lalu, saya resmi dilantik menjadi Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM).
No drama drama-an.
Ini fotonya di hari-H pelantikannya.
Awal bulan Januari lalu ditanya rektor apakah bersedia mengepalai LPM, karena kepala yang saat ini berencana untuk studi lanjut. Menurut rektor, beliau sudah berkoordinasi dengan para pimpinan lain, dan salah satu kandidat kuat pengganti kepala LPM saat ini adalah saya.
Saya bilang ya.
No drama drama-an.
Ini mungkin keputusan tercepat yang pernah saya ambil sepanjang karir saya. Nggak perlu basa basi dengan "Saya pikirkan dulu ya Pak", "Saya belum bisa memberi jawaban sekarang", "Jangan saya Pak, yang lain ada yang lebih potensial" - atau basa basi semacam itu.
Mungkin semesta sudah mengatur one-in-a-lifetime-moment ini untuk dihadapkan ke saya. Pilihannya adalah ya dan mulai masuk di dunia manajerial akademik atau tidak dan lanjutkan hidup-tenang-sebagai-dosen-biasa-seumur-hidup. My gut tells me to say yes for this challenge, and I said yes. No drama drama-an.
Kurang dari sebulan ini saya mempelajari baik-baik ranah LPM di perguruan tinggi. Dengan bantuan seorang staf LPM yang tahu persis seluk-beluk LPM, benang merahnya ketemu, yaitu data yang didapatkan melalui instrumen pengukuran yang baik. Bukan hanya sekedar data, tapi BIG data.
Sebagai orang IT, saya tahu apa yang perlu kami lakukan. Merancang sistem dan menerapkan big data analysis untuk mengukur mutu universitas. Jika sistem sudah running, maka LPM ini akan menjadi Palugada - aPA Aja LU butuh, GuA aDA.
Ini misi saya dalam 1-2 tahun ke depan, menjadikan LPM sebagai Lembaga Palugada Machung. Data apa aja lu butuh, gua ada!
No drama drama-an.
Ini fotonya di hari-H pelantikannya.
Awal bulan Januari lalu ditanya rektor apakah bersedia mengepalai LPM, karena kepala yang saat ini berencana untuk studi lanjut. Menurut rektor, beliau sudah berkoordinasi dengan para pimpinan lain, dan salah satu kandidat kuat pengganti kepala LPM saat ini adalah saya.
Saya bilang ya.
No drama drama-an.
Ini mungkin keputusan tercepat yang pernah saya ambil sepanjang karir saya. Nggak perlu basa basi dengan "Saya pikirkan dulu ya Pak", "Saya belum bisa memberi jawaban sekarang", "Jangan saya Pak, yang lain ada yang lebih potensial" - atau basa basi semacam itu.
Mungkin semesta sudah mengatur one-in-a-lifetime-moment ini untuk dihadapkan ke saya. Pilihannya adalah ya dan mulai masuk di dunia manajerial akademik atau tidak dan lanjutkan hidup-tenang-sebagai-dosen-biasa-seumur-hidup. My gut tells me to say yes for this challenge, and I said yes. No drama drama-an.
Kurang dari sebulan ini saya mempelajari baik-baik ranah LPM di perguruan tinggi. Dengan bantuan seorang staf LPM yang tahu persis seluk-beluk LPM, benang merahnya ketemu, yaitu data yang didapatkan melalui instrumen pengukuran yang baik. Bukan hanya sekedar data, tapi BIG data.
Sebagai orang IT, saya tahu apa yang perlu kami lakukan. Merancang sistem dan menerapkan big data analysis untuk mengukur mutu universitas. Jika sistem sudah running, maka LPM ini akan menjadi Palugada - aPA Aja LU butuh, GuA aDA.
Ini misi saya dalam 1-2 tahun ke depan, menjadikan LPM sebagai Lembaga Palugada Machung. Data apa aja lu butuh, gua ada!
Komentar
Posting Komentar