Asisten Dosen

Sejak kembali ke Indonesia tahun lalu, semester ini pertama kali saya dapet mata kuliah yang bisa memilih asisten dosen untuk membantu dalam mengajar. Lowongan asisten dosen dibuka sebelum awal semester dimulai. Universitas tempat saya, bukanlah universitas yang di satu prodi ada ratusan mahasiswa seperti di universitas2 besar. Sampai saat ini, satu angkatan belum pernah mencapai 50 mahasiswa... rata-rata sekitar 20-30. Jadi bisa dibayangkan, kalau ada lowongan asisten dosen tidak akan ada banyak pelamar. Bahkan beberapa mata kuliah yang menawarkan lowongan asisten dosen, malah tidak ada yang melamar.

Nah, di mata kuliah ini, saya memutuskan untuk memilih seorang asdos. Sudah semester 7 dan sedang mengerjakan TA. Awalnya saya berpikir saya masih akan banyak mengurus kelas, membuat modul dan menugaskan asisten ini untuk hal-hal yang lebih administratif seperti grading dan presensi.

Modul pertama saya buat, dan saya serahkan ke asisten. Bayangan saya, nanti yang menjelaskan dan dia akan membantu untuk berkeliling atau troubleshooting kalau ada mahasiswa yang kurang jelas.

Pertemuan pertama praktikum. Saya membuka perkuliahan sebentar, lalu memberikan kesempatan asisten untuk berbicara di depan. Bagaimana performa asisten ini di pertemuan pertama akan menentukan tindakan saya di pertemuan-pertemuan berikutnya. Jika apa yang disampaikan kurang jelas, membuat mahasiswa malah bingung, semakin tidak mengerti... maka pertemuan mendatang, saya akan ambil porsi menjelaskan lebih banyak, dan tugas asisten lebih ke administratif. Saya nggak mau mahasiswa menjadi korban karena asisten yang kurang baik dalam menjelaskan.

Asisten ini mulai membuka presentasi. Berbicara dengan jelas dan tegas. Saya agak surprise karena apa yang disampaikan semuanya beyond my expectation. Lebih dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Hanya perlu waktu 3 menit bagi saya untuk tahu bahwa asisten ini bisa diandalkan. Bukan hanya sekedar grading atau presensi, bahkan sampai pada level menyusun modul, tugas, kuis dan UAS saya bisa mengandalkannya.

Di awal saya benar2 berpikir, sayalah nanti yang membantu asisten ini agar dia bisa dapet pengalaman mengajar melalui asistensi ini. Ya, surprise bahwa ternyata sayalah yang menjadi sangat terbantu karena dia sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Baik sekali.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Day care di Jepang dan keadilan sosial

Mengurus Visa Korea di Jepang