Minggu 19: Tamat (untuk sementara)

Loh, kok tamat?

Ada situasi yang tidak terduga berkaitan dengan progress thesis.

Thesis udah selesai ditulis, dibuat 3 kopi dan diserahkan ke para calon penguji.

Kemarin pagi, sensei menemui saya. Lalu mengatakan, "This is bad news..."
Menurut beliau, publikasi saya yang pertama tidak bisa dihitung sebagai publikasi karena di-publish bulan Maret 2012, sementara saya masuk sebagai mahasiswa doktor April 2012. Jadi publikasi yang bisa dihitung hanya 1 - dan 1 publikasi artinya tidak memenuhi syarat untuk thesis defense. Kesimpulannya saya belum bisa wisuda semester ini - kecuali ada mujizat.

Sebenarnya ada 2 manuscript yang masih under review. Kalau ada keputusan dalam minggu ini bahwa manuscript tersebut bisa publish, ada kemungkinan saya bisa mengajukan thesis defense dan lulus semester ini. Tapi kalau memang tidak bisa ya sudahlah.

Opsinya ada 2. Yang pertama saya memperpanjang 1-2 semester lagi di sini (yang artinya harus menunda kepulangan ke negara tercinta), yang kedua, saya dinyatakan telah selesai studi doktor, dan pulang akhir semester. Setelah resmi ada 2 publikasi, saya bisa mengajukan thesis defense dan datang ke Jepang khusus untuk thesis defense agar bisa resmi menyandang titel doktor.

Menambah 1-2 semester lagi di Jepang adalah pilihan TERAKHIR saya. Saya tau betul ada ratusan atau ribuan mahasiswa di Indonesia yang rela berkorban apapun demi bisa sekolah di Jepang (atau di luar negeri). But that's not my case. Empat tahun lalu saya juga berpikir sama. I would do anything so I can study abroad. Pengalaman 4 tahun studi di sini sudah mengubah pikiran saya. Seenak-enaknya hidup di Jepang, masih jauuuuhhh lebih enak hidup di negara sendiri.

-------- Behind the scene

Awalnya saya mengira sensei pembimbing saya sudah punya strategi khusus untuk membimbing mahasiswa agar bisa selesai tepat waktu. Saya menuruti apa yang dikatakan sensei. Tulis manuscript ini, revisi di sini, tambahkan itu, kirim ke jurnal A, B, C, dst.

Awal semester ini (atau sejak semester lalu), sensei sudah mengatakan bahwa 2 publikasi saya sudah memenuhi syarat untuk mengajukan thesis defense. Mungkin sudah 2-3 kali sensei mengatakan hal itu. Saya pegang kata2 beliau - beliau udah profesor senior di sini, (mestinya) tau persis kondisi akademik di sini. Ternyata keputusan rapat berkata lain, publikasi saya pertama nggak bisa dihitung sebagai publikasi yang berakibat thesis defense ditunda sampai ada resmi minimal 2 publikasi.

Seandainya beberapa bulan lalu saya sudah tau bahwa publikasi pertama nggak diitung, tentu strategi-nya harus diubah. Dua manuscript yang skrg masih under review itu harus diatur agar bisa accept. Misal, manuscript pertama karena sudah 6 bulan masih under review, mestinya bisa di-withdraw dan di-submit ke jurnal lain yang bisa memberikan fast decision. Saya gak terlalu paksakan karena pegang kata-kata sensei bahwa publikasi saya sudah 2 dan sudah bisa mengajukan thesis defense.

----------

Either dapet gelar doktor semester ini atau semester depan atau semester2 depannya lagi, saya serahkan sepenuhnya ke Tuhan. He knows, He cares and He's in control of my situation. Saya nggak terlalu kuatir.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Day care di Jepang dan keadilan sosial

Mengurus Visa Korea di Jepang