MMM (mulai) kolaps?
Gatel juga pengen nulis tentang bisnis MMM.
Saya iseng-iseng liat closed grup MMM Indonesia di facebook. Saat blog ini ditulis ada 73 ribu lebih anggotanya. Entah itu anggota pasif, aktif (yg ikutan main di MMM) ato sekedar gabung untuk pengen tau tentang MMM. Itupun masih belum termasuk grup-grup kecil yang lain (yang jumlah anggotanya msih ribuan). Saya berharap sebagian besar di orang2 di grup itu (dan beberapa friends saya di dalamnya) cuman sekedar gabung grup dan tidak terlibat bisnis MMM semacam ini.
Sejak saya pertama kali dengar sistem MMM, saya sudah gak sreg. Keuntungan 30% yang (akan) didapatkan dengan terlebih dulu memberikan "keuntungan" kepada orang lain sudah cukup menjelaskan bahwa ini adalah model bisnis dengan skema Ponzi atau piramida. Bisnis akan terus berjalan selama ada anggota baru. Jika tidak ada anggota baru, bisnis berhenti - dan anggota-anggota terakhir akan menderita kerugian. Anggota terakhir yang sudah menransfer uang terlebih dulu, tidak akan bisa mendapatkan ganti karena tidak ada anggota lagi di bawahnya yang mau menransfer uang ke dirinya. Game over.
Ini yang bikin saya bener2 bener2 bener2 jengkel dengan bisnis semacam ini (atau dengan oknum yang menawari saya bisnis semacam ini).
Yang ikut model bisnis MMM ini pasti sudah paham betul resikonya - dan berharap-harap dia nggak jadi anggota terakhir. Dia akan "bekerja keras", gimana caranya agar gak jadi anggota terakhir. Menghasut, mengiming2i, mengajak siapapun yang berpotensi untuk dimasukkan ke sistem MMM - agar uangnya bisa selamat.
Di sini akan kelihatan benar sifat asli para pengikut bisnis model MMM ini, demi menyelamatkan uangnya (atau demi keuntungan yang mau diambil) "loe rugi itu urusan loe, yang penting duit gue selamet dulu...".
Kalo kata orang bule, model bisnis ini adalah model bisnis yang the low of the lowest. Berharap dirinya untung dengan memanfaatkan kerugian orang lain. Tentu model ini beda dengan berdagang, yang jual dapet untung, yang beli mendapatkan manfaat dari barang yang dibeli.
Saya menduga, bisnis ini muncul dengan subur dan bisa booming di Indonesia karena mental sebagian besar rakyat Indonesia yang ingin cepet kaya (ya, siapa juga sih yang nggak kepengen cepet kaya?). Latar belakang seperti sulit mendapatkan pekerjaan atau kecilnya gaji sebagai pegawai atau walopun sudah kerja keras, tapi tetep aja gak bisa ngumpulkan uang banyak mungkin memotivasi mereka untuk mengikuti model bisnis semacam ini.
Saya membayangkan, seandainya bisnis MMM ini dijalankan di Jepang lalu ditawarkan ke mahasiswa, "Eh, mau nggak, naruh 10rb yen, lalu dua ato tiga minggu lagi bisa jadi 13rb yen?". (Btw, 10rb yen (sekitar 1jt rupiah) di Jepang bisa dipake untuk jalan2 ke Disneyland seharian plus makan2 - atau bisa dibuat 5x makan mewah di restoran - atau setara dengan tiket pesawat sekali jalan Tokyo-Okinawa yang jd icon Hawaii-nya Jepang). Kemungkinan besar, jawaban yang akan saya dapatkan adalah, "ah, mending saya ganbatte kerja part-time 3-4 hari aja, bisa dapet 13rb dengan aman".
Beda mental. Beda lingkungan.
Di Indonesia nggak ada kerja part-time yang bisa dapetkan 1.3jt dlm 3-4 hari. Itu sebabnya, kalo ada model bisnis yang bisa mendapatkan uang dengan cepat, langsung booming di Indonesia... Yang ikut mata gelap, yang penting dirinya untung, persetan kalo yang di bawahnya rugi jutaan, puluhan atau ratusan juta. Yang penting dirinya profit sebesar2nya.
* ngomong-ngomong, kebayang nggak kalo misalnya bawahan yang setor uang itu:
- ternyata setor uang kuliahnya?
- ternyata menggadaikan motor yg dipake sehari2 buat kerja?
- ternyata utang dari bank atau renternir dengan jaminan sertifikat kendaraan atau rumah?
- ternyata itu uang untuk kebutuhan hidup sehari2? atau uang tabungan untuk biaya sekolah anak?
Apa jadinya klo uang yang sudah disetor itu gak pernah bisa balik karena mereka jadi anggota terakhir?
Ini Indonesia! It happens bro! Coba direnung2kan dulu sebelum ikutan bisnis MMM. Masih tega ikut? Masih tega bilang, "ya itu urusan mereka..."?
Saya salut untuk anak-anak muda yang walaupun punya kesempatan, tapi tidak terhasut untuk ikut2an bisnis MMM (atau semacamnya). Jangan biarkan bisnis semacam ini tumbuh subur dengan menjadi pesertanya. At the end of the day, bisnis semacam ini hanya akan menambah permasalahan ekonomi di Indonesia - sama sekali tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Saya iseng-iseng liat closed grup MMM Indonesia di facebook. Saat blog ini ditulis ada 73 ribu lebih anggotanya. Entah itu anggota pasif, aktif (yg ikutan main di MMM) ato sekedar gabung untuk pengen tau tentang MMM. Itupun masih belum termasuk grup-grup kecil yang lain (yang jumlah anggotanya msih ribuan). Saya berharap sebagian besar di orang2 di grup itu (dan beberapa friends saya di dalamnya) cuman sekedar gabung grup dan tidak terlibat bisnis MMM semacam ini.
Sejak saya pertama kali dengar sistem MMM, saya sudah gak sreg. Keuntungan 30% yang (akan) didapatkan dengan terlebih dulu memberikan "keuntungan" kepada orang lain sudah cukup menjelaskan bahwa ini adalah model bisnis dengan skema Ponzi atau piramida. Bisnis akan terus berjalan selama ada anggota baru. Jika tidak ada anggota baru, bisnis berhenti - dan anggota-anggota terakhir akan menderita kerugian. Anggota terakhir yang sudah menransfer uang terlebih dulu, tidak akan bisa mendapatkan ganti karena tidak ada anggota lagi di bawahnya yang mau menransfer uang ke dirinya. Game over.
Ini yang bikin saya bener2 bener2 bener2 jengkel dengan bisnis semacam ini (atau dengan oknum yang menawari saya bisnis semacam ini).
Yang ikut model bisnis MMM ini pasti sudah paham betul resikonya - dan berharap-harap dia nggak jadi anggota terakhir. Dia akan "bekerja keras", gimana caranya agar gak jadi anggota terakhir. Menghasut, mengiming2i, mengajak siapapun yang berpotensi untuk dimasukkan ke sistem MMM - agar uangnya bisa selamat.
Di sini akan kelihatan benar sifat asli para pengikut bisnis model MMM ini, demi menyelamatkan uangnya (atau demi keuntungan yang mau diambil) "loe rugi itu urusan loe, yang penting duit gue selamet dulu...".
Kalo kata orang bule, model bisnis ini adalah model bisnis yang the low of the lowest. Berharap dirinya untung dengan memanfaatkan kerugian orang lain. Tentu model ini beda dengan berdagang, yang jual dapet untung, yang beli mendapatkan manfaat dari barang yang dibeli.
Saya menduga, bisnis ini muncul dengan subur dan bisa booming di Indonesia karena mental sebagian besar rakyat Indonesia yang ingin cepet kaya (ya, siapa juga sih yang nggak kepengen cepet kaya?). Latar belakang seperti sulit mendapatkan pekerjaan atau kecilnya gaji sebagai pegawai atau walopun sudah kerja keras, tapi tetep aja gak bisa ngumpulkan uang banyak mungkin memotivasi mereka untuk mengikuti model bisnis semacam ini.
Saya membayangkan, seandainya bisnis MMM ini dijalankan di Jepang lalu ditawarkan ke mahasiswa, "Eh, mau nggak, naruh 10rb yen, lalu dua ato tiga minggu lagi bisa jadi 13rb yen?". (Btw, 10rb yen (sekitar 1jt rupiah) di Jepang bisa dipake untuk jalan2 ke Disneyland seharian plus makan2 - atau bisa dibuat 5x makan mewah di restoran - atau setara dengan tiket pesawat sekali jalan Tokyo-Okinawa yang jd icon Hawaii-nya Jepang). Kemungkinan besar, jawaban yang akan saya dapatkan adalah, "ah, mending saya ganbatte kerja part-time 3-4 hari aja, bisa dapet 13rb dengan aman".
Beda mental. Beda lingkungan.
Di Indonesia nggak ada kerja part-time yang bisa dapetkan 1.3jt dlm 3-4 hari. Itu sebabnya, kalo ada model bisnis yang bisa mendapatkan uang dengan cepat, langsung booming di Indonesia... Yang ikut mata gelap, yang penting dirinya untung, persetan kalo yang di bawahnya rugi jutaan, puluhan atau ratusan juta. Yang penting dirinya profit sebesar2nya.
* ngomong-ngomong, kebayang nggak kalo misalnya bawahan yang setor uang itu:
- ternyata setor uang kuliahnya?
- ternyata menggadaikan motor yg dipake sehari2 buat kerja?
- ternyata utang dari bank atau renternir dengan jaminan sertifikat kendaraan atau rumah?
- ternyata itu uang untuk kebutuhan hidup sehari2? atau uang tabungan untuk biaya sekolah anak?
Apa jadinya klo uang yang sudah disetor itu gak pernah bisa balik karena mereka jadi anggota terakhir?
Ini Indonesia! It happens bro! Coba direnung2kan dulu sebelum ikutan bisnis MMM. Masih tega ikut? Masih tega bilang, "ya itu urusan mereka..."?
Saya salut untuk anak-anak muda yang walaupun punya kesempatan, tapi tidak terhasut untuk ikut2an bisnis MMM (atau semacamnya). Jangan biarkan bisnis semacam ini tumbuh subur dengan menjadi pesertanya. At the end of the day, bisnis semacam ini hanya akan menambah permasalahan ekonomi di Indonesia - sama sekali tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
hahah, betul bro :), dan kebanyakan udah salah bantah lagi hahahaaha
BalasHapusKISAH SUKSES SAYA JADI TKI – Ke Jepang, berkat bantuan Bpk DRS. AGUSDIN SUBIANTORO yang bekerja di BNP2TKI jakarta beliau selaku deputi Bidan penempatan BNP2TKI pusat no hp pribadi beliau 0823-5240-6469
BalasHapuskisah cerita saya awal jadi TKI – Ke Jepang, berkat bantuan Bpk DRS AGUSDIN SUBIANTORO yang bekerja di BNP2TKI jakarta beliau selaku DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI pusat no hp pribadi beliau 0823-5240-6469
kisah cerita saya awal jadi TKI
Disini saya akan bercerita kisah sukses yang menjadi kenyataan mimpi Beliau.
KEGIATAN SEBELUM MENGIKUTI PROGRAM.
Seperti para pemuda umumnya dan dengan kondisi ekonomi Keluarga saya yang pas-pasan saya ikut merasa prihatin dan menghendaki adanya perubahan ekonomi dalam keluarga saya. Saya lahir di salah satu kampung terpencil di kota surabaya jawa timur, dimana struktur tanah tempat kelahiran dia adalah pegunungan dengan mata pencaharian masyarakat sekitar petani dan beternak. Pengorbanan keluarga yang selama mendidik, membina dan membiayai hidup saya selama ini tak cukup hanya sekedar saya mengikuti jejak orang tua saya menjadi petani, saya harus membuktikan kepada keluarga untuk menjadi yang terbaik, tetapi dimana dan bagaimana? Sisi lain saya tau saya hanya lulusan SLTA sedangkan lowongan pekerjaan hanya diperuntukan bagi lulusan Diploma dan Strata 1.
Pada pertengahan tahun 2016 saya bertemu dengan seorang teman lama di Jalan Raya waru sidoarjo. Dia memperkenalkan saya dengan salah satu pejabat BNP2TKI PUSAT, Beliau adalah KPL DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI, DRS. AGUSDIN SUBIANTORO. Alamat BNP2TKI Jalan MT Haryono Kav 52, Pancoran, Jakarta Selatan 12770.
Saya diberikan No Kontak Hp Beliau, dan saya mencoba menghubungi tepat jam 4 sore, singkat cerita saya'pun menyampaikan maksud tujuan saya, bahwa sudah lama saya mengimpikan bisa bekerja di japang. Beliaupun menyampaikan siap membantu dengan bisa meluluskan dengan beberapa prosedur , saya rasa prosedur itu tidak terlalu membebani saya. Dari sinilah saya menyetujui nya, yang sangat membuat Aku bersyukur adalah bahwa saya diminta melengkapi berkas untuk saya kirim ke kantor beliau dan sayapun disuruh menyiapkan biaya pengurusan murni sebesar Rp. 22.500.000. Inilah puncak kebahagiaan saya yang akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di negeri sakura japang.
Akhirnya saya mendapat panggilan untuk ke jakarta untuk dibinah selama 2 minggu lamanya, saya hanya diajarkan DASAR berbahasa japang. Makna yang terkandung di dalam'nya sangat luar biasa dirasakan oleh saya, tanggung jawab, disiplin, berani dan sebagainya merubah total karakter saya yang dulu cengeng dan kekanak-kanakan, walau kadangkala saya masih belum begitu yakin apakah dia bisa berangkat Ke Jepang dengan baik, akhirnya saya mendapat Contrak kerja selama 3 tahun lamanya di bidang industri.
Rasa pasrah dan khawatir menghinggapi saya saat itu, seorang anak kampung berangkat ke Jepang dengan menggunakan pesawat terbang yang sebelum belum pernah saya rasakan sebelumnya. Jangankan naik di atas pesawat melihat dari dekatpun saya belum pernah sama sekali.Di Bandara Soekarno Hatta kami di temani oleh petugas Depnakertrans dan IMM Japan untuk melepas keberangkatan saya, rasa haru dan air mata sedih berlinang di pipih saya pada saat saya di izinkan prtugas untuk pamit kepada keluarga yang kebetulan saya diantar oleh paman di jakarta, kami saling berpelukan dan mohon salam dan restu dari orang tua dan keluarga.
MASA MENGIKUTI PROGRAM KEBERANGKATAN DI JEPANG.
Setibanya di NARITA AIRPORT Jepang, saya dijemput oleh petugas IMM Japan yang ada di sana, dan dia diantar ke Training Centre Yatsuka Saitama-ken untuk mengikuti pembekalan sebelum di lepas ke perusahaan penerima magang di Jepang. jika anda ingin seperti saya anda bisa, Hubungi Bpk deputy Bidan pempatan BNP2TKI, DRS. AGUSDIN SUBIANTORO ini No Contak HP pribadi Beliau: 0823-5240-6469 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi sebuah kenyataan.