BBM yang heboh
BBM for Android dan iOS bener2 heboh. Yang punya Android ato iPhone segera buru2 download aplikasinya, biar bisa selalu terhubung (katanya)... padahal slogan BBM yang paling pas menurut saya "mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat"...
Saya sendiri di Jepang bukan pengguna smartphone. Seriously.
Hape saya (dan hape istri) di Jepang adalah hape flip yang (cuma) bisa dipake untuk telepon dan sms. Belum ganti sejak pertama kami tiba di Jepang 3 tahun yang lalu. Kemungkinan, saya satu di antara sedikit mahasiswa (atau jangan2 satu2nya) yang masih menggunakan teknologi SMS untuk berkirim pesan (dengan panjang pesan maksimum 160 karakter). Seorang rekan lab pernah komplain ke saya kenapa dia selalu nggak pernah berhasil kalo mengirim pesan yang panjang ke nomor saya... Ya, karena hape saya cmn bisa nerima pesan dalam bentuk SMS. Jadi kalo mau kirim pesan ke saya ya jangan panjang2.
Ada waktu2 ketika hape saya ketinggalan di rumah. Dan saya juga terlalu malas untuk pulang mengambil hape walaupun jarak kampus-rumah hanya 10 menit bersepeda. Tapi saya tetap baik-baik saja. Tidak merasa ketinggalan apapun.
Di rumah ada 2 tablet. Yang pertama iPad, yang kami gunakan untuk menelepon keluarga di Indonesia menggunakan Skype, untuk menyimpan/mengupload foto-foto ke dropbox - dan sekali-kali streaming acara TV Indonesia. Di iPad tersebut, terinstall aplikasi Line dan WeChat yang most of the time, digunakan oleh istri saya. Istri saya sendiri bukan tipe orang yang bentar-bentar ngecek Line atau FB di tablet. Pesan yang dikirim hari ini, bisa jadi baru terbaca 2 hari kemudian... Itupun belum tentu dibalas. FB juga belum tentu sebulan sekali dicek. Yang nelepon di Skype, kalo nggak janjian jam dulu, kemungkinan besar nggak terangkat. Bukan karena malas ngangkat, tapi karena memang nggak terlalu sering berinteraksi lewat tablet.
Tablet yang kedua, Kindle Fire. Ini saya yang "maksa" beli karena pengen bereksperimen membuat aplikasi Android... Dan memang kegunaan utama so far adalah (1) mencoba aplikasi yang telah selesai dibuat (2) check email dan (3) cek earning dari aplikasi yang sudah dirilis. Itu aja. Nggak ada Line, WeChat, Kakao ato BBM for Android.
Entah apa yang kami lewatkan dengan tidak menginstall aplikasi BBM atau mengganti hape dengan smartphone.
Tapi kami merasa tidak ada yang terlewatkan. Semua baik-baik saja.
Saya sendiri di Jepang bukan pengguna smartphone. Seriously.
Hape saya (dan hape istri) di Jepang adalah hape flip yang (cuma) bisa dipake untuk telepon dan sms. Belum ganti sejak pertama kami tiba di Jepang 3 tahun yang lalu. Kemungkinan, saya satu di antara sedikit mahasiswa (atau jangan2 satu2nya) yang masih menggunakan teknologi SMS untuk berkirim pesan (dengan panjang pesan maksimum 160 karakter). Seorang rekan lab pernah komplain ke saya kenapa dia selalu nggak pernah berhasil kalo mengirim pesan yang panjang ke nomor saya... Ya, karena hape saya cmn bisa nerima pesan dalam bentuk SMS. Jadi kalo mau kirim pesan ke saya ya jangan panjang2.
Ada waktu2 ketika hape saya ketinggalan di rumah. Dan saya juga terlalu malas untuk pulang mengambil hape walaupun jarak kampus-rumah hanya 10 menit bersepeda. Tapi saya tetap baik-baik saja. Tidak merasa ketinggalan apapun.
Di rumah ada 2 tablet. Yang pertama iPad, yang kami gunakan untuk menelepon keluarga di Indonesia menggunakan Skype, untuk menyimpan/mengupload foto-foto ke dropbox - dan sekali-kali streaming acara TV Indonesia. Di iPad tersebut, terinstall aplikasi Line dan WeChat yang most of the time, digunakan oleh istri saya. Istri saya sendiri bukan tipe orang yang bentar-bentar ngecek Line atau FB di tablet. Pesan yang dikirim hari ini, bisa jadi baru terbaca 2 hari kemudian... Itupun belum tentu dibalas. FB juga belum tentu sebulan sekali dicek. Yang nelepon di Skype, kalo nggak janjian jam dulu, kemungkinan besar nggak terangkat. Bukan karena malas ngangkat, tapi karena memang nggak terlalu sering berinteraksi lewat tablet.
Tablet yang kedua, Kindle Fire. Ini saya yang "maksa" beli karena pengen bereksperimen membuat aplikasi Android... Dan memang kegunaan utama so far adalah (1) mencoba aplikasi yang telah selesai dibuat (2) check email dan (3) cek earning dari aplikasi yang sudah dirilis. Itu aja. Nggak ada Line, WeChat, Kakao ato BBM for Android.
Entah apa yang kami lewatkan dengan tidak menginstall aplikasi BBM atau mengganti hape dengan smartphone.
Tapi kami merasa tidak ada yang terlewatkan. Semua baik-baik saja.
Rupanya masih tetap dengan gaya dan bahasa yang sama
BalasHapus