Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Hal-hal unik di Jepang (2)

Hal-hal biasa bagi orang Jepang atau yang sudah lama tinggal di Jepang. Tapi tetap saja menjadi hal yang tidak biasa bagi saya - setidaknya sampai saat ini. Rata-rata harga sebuah apel di supermarket adalah 10rb rupiah (iya, satu biji bukan satu kilo). Harga apel yang di bawah 10rb kemungkinan adalah apel yang memiliki cacat, kotor atau bentuknya kurang baik. Pembelian apel (atau buah lain seperti jeruk, apokat, atau mangga) BUKAN dalam satuan kilogram  seperti  halnya di Indonesia, melainkan dijual per buah. Harganya juga dalam kisaran 10rb rupiah per buah. Kebanyakan pengisian tanggal pada dokumen resmi menggunakan penanggalan berdasarkan pemerintahan kaisar. Setiap kaisar baru yang memerintah, maka tahun akan direset menjadi 1. Tahun 2012 adalah tahun Heisei 24, yang berarti kaisar saat ini (Kaisar Akihito) telah menjadi kaisar selama 24 tahun.  Kaisar di Jepang tidak menentukan kebijakan ataupun menjalankan roda pemerintahan. Kaisar dihormati sebagai figur pe...

Hal-hal unik di Jepang (1)

Ini tentang hal-hal unik di Jepang menurut ukuran saya. Saya cukup yakin, bagi orang Jepang sendiri (atau mereka yang sudah lama tinggal di Jepang), hal2 ini adalah hal yang biasa. Kendaraan utama mahasiswa adalah sepeda, bukan sepeda motor, bukan pula mobil. Walaupun di Indonesia sepeda motor Jepang sangat terkenal dan dipakai sebagian besar mahasiswa, ternyata di Jepang, para mahasiswa malah menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Adalah sangat tidak biasa apabila seorang mahasiswa ke kampus dengan mengendarai kendaraan bermotor (apalagi mobil). Saya kira pemerintah Jepang telah menganalisa dengan hati-hati tentang dampak penggunaan kendaraan bermotor dari sisi polusi, resiko kecelakaan dan konsumsi BBM. Kendaraan bermotor Jepang pun akhirnya hanya dijadikan komoditas di negara-negara berkembang ketimbang di Jepang sendiri. TIDAK ADA sama sekali iklan rokok di televisi, di jalan-jalan ataupun sebagai sponsor kegiatan. Rokok hanya untuk mereka yang berusia 17 tahun ke atas dan HANYA...

Berapa harga ketenangan?

Ketenangan itu mahal. Setidaknya itu yang saya pelajari minggu lalu. Dua minggu lalu, saya baru selesai memperbaiki sebuah hitungan di research saya (tentang gerakan diafragma). Analisa menggunakan metode terdahulu, ternyata memiliki margin kesalahan yang cukup signifikan. Artinya, ketika gerakan diafragma dimodelkan dengan menggunakan metode yang lama tersebut, beberapa titik dapat meleset sampai 12mm - yang mana cukup berbahaya ketika diterapkan untuk aplikasi klinis seperti radioterapi pada tumor. Sebuah paper memberikan ide bahwa pemodelan yang lebih baik dapat dilakukan dengan metode "tensor-based decomposition". Paper ini tidak secara eksplisit menuliskan bahwa metode ini juga dapat diterapkan untuk memodelkan gerakan (diafragma). Tapi, namanya juga research. Semuanya masih meraba-raba. Kalo sudah pasti hasilnya, bukan lagi disebut research, tapi sains. Hasilnya menggembirakan. Margin kesalahan dari model gerakan diafragma menggunakan metode yang baru ini dapat ...