Fourth-Dimension
Kita hidup di dunia 3 dimensi. Setiap benda yang dapat kita pegang, pasti punya dimensi panjang, dimensi lebar dan dimensi tinggi. Kalo ada benda yang nggak 3 dimensi, pasti nggak bisa dipegang alias cuman bisa diliat doang, kayak gambar di foto ato film di bioskop. Gambarnya jelas cuman bisa dipandang dan kita gak bisa pegang2 pemain filmnya (walopun pengen, hihi2...).
What's this all about?
Saya (dulu) suka maen puzzle dari yang 250pcs, 500pcs sampe 1000pcs (tapi sekarang udah nggak pernah maen). Saya membayangkan (mari kita berandai2), seandainya gambar di dalam puzzle itu hidup, mereka bisa bergerak sepanjang sumbu x dan sumbu y, bisa saling berbicara, kira2 apa ya yang mereka bicarakan? Yang pasti, mereka nggak akan tau bahwa diri mereka ada dalam sebuah frame. Ketika mereka saling ketemu dengan temannya, mereka juga nggak akan merasa aneh, karena temannya juga sama2 punya 2 dimensi. Yang menarik, mereka nggak akan pernah bisa liat diri mereka dari sudut pandang dimensi ke-3, yaitu tinggi. Sementara kalo manusia yang ngeliat, pasti gambarannya jadi lebih jelas dan lengkap karena ngeliatnya dari atas (bayangkan puzzlenya ada di lantai dan kita liat dari ketinggian 1 meter). Kebayang nggak?
Karena manusia punya dimensi ke-3, yaitu tinggi, yang mana makhluk2 di puzzle itu nggak punya, maka manusia pasti bisa melihat segala sesuatu yang terjadi pada makhluk 2 dimensi itu dengan lebih jelas. Kalo makhluk2 itu pengen ngeliat diri mereka dengan lebih jelas, ya mereka harus kita tambah 1 dimensi lagi, yaitu tinggi sehingga mereka bisa diangkat untuk ngeliat secara utuh dunia 2 dimensi mereka. Selama mereka nggak punya dimensi tinggi, sampe kapanpun, mereka nggak akan bisa liat diri mereka secara utuh. Lucu ya?
Tapi, let me tell you that this is VERRRYY important principle living as human being. Walopun kita udah punya 3 dimensi, tapi sbenernya nasib kita nggak jauh2 amat dibandingkan makhluk 2 dimensi tadi. Kita tetaplah terbentur dengan hanya 3 dimensi. Kita nggak bisa ngeliat gambaran hidup dengan jelas, sejak lahir sampai mati... Taunya ya apa yang sudah dialami, tapi ke depan seperti apa, pasti semua nggak bisa keliatan (paling banter cuman prediksi ato perkiraan)...
Nah, mari kita berandai2 lagi... Seandainya saat ini, kita bisa "naik" dan punya 1 dimensi lagi (kayak makhluk 2 dimensi yang dikasi satu dimensi lagi, yaitu tinggi), maka kita akan dapat suatu gambaran yang lebih jelas apa yang terjadi di sepanjang time-line hidup kita. Asyik ya? Kita bisa ngeliat dari kejadian kelahiran kita sampe mati (walopun saat ini kita blom mati). Kebayang ya? Jadi, misalnya kita lagi bingung, "siapa sih yang nanti akan jadi istriku?" ato pertanyaan, "gimana ya hidupku ke depannya?" ato yang lebih seru pertanyaan, "bagaimana aku meninggal?", gampang... kita tinggal "naik" untuk melihat timeline hidup kita dan mengamati sampai puas... (Emm... sebenarnya sih, kurang cocok kalo disebut timeline, tapi lebih tepat kalo disebut timesquare... kalo line kesannya cuman satu arah, tapi kalo square, garisnya bisa lari ke mana-mana, bergantung dari keputusan yang diambil).
Nah, kalo kita punya akses di dimensi ini, maka kita akan tau keputusan yang paling tepat apa untuk kita bisa menuju ke target tertentu. Misalnya gini, "saya pingin tau apakah nanti saya dapet full scholarship di Jepang", gampang... saya akan "naik" untuk melihat titik di mana saya kuliah di Jepang dengan full scholarship (tentu bisa saya liat semua skenario yang bisa terjadi, karena saya punya tambahan dimensi yang memungkinkan untuk itu) , nah dari "atas" itu, saya akan tarik mundur untuk melacak keputusan2 apa saja yang dapat mengakibatkan saya kuliah di Jepang... Kalo udah, ya "turun" lagi, and then decide whatever neccessary to make it happens. Seru kan? Nah, itu namanya dimensi ke-4!
Masalahnya, jelas kita nggak bisa "naik" ke dimensi ke-4 dan melihat timesquare (seluruh kemungkinan skenario hidup kita). Kita tetep aja makhluk 3 dimensi yang nggak punya akses untuk bisa ngeliat masa depan dengan jelas...
I'll tell you little secret... I know "someone" who has access to that dimension. Ya, "he" could see all of our scenario from "above" in a more clear way than we see... You want to know "him"? You want to ask "him" what's going to happen in your life? Okay, meet GOD. : )
Of course, we can decide anything, we can walk in our own way, we can do whatever we want to do without even think or ask HIM. Why bother? Em... Buat saya, karena DIA yang bisa liat semua timesquare tadi, ya... kalo saya pengen sesuatu (ato bingung mutuskan sesuatu), definitely saya akan minta (ato at least tanya, boleh nggak) ke DIA... dan melalui dimensi-NYA, HE will direct our path through HIS Words (nggak audible emang, karena berada dalam dimensi yang berbeda)... That's why King David said "Your word is a lamp unto my feet, and a light unto my path." So, it's very important for us to ask HIM whatever we want to pursue... If HE approves it, HE's going to light up the path so that we can see and walk through that path and finally reach whatever we ask before (on HIS approval)... But, when the light is on, in the end, we're the only one who decides either we step out, or stay...
Umm...
BalasHapusjadi teringat film Flatland.
Thx pak for the inspiring story:)