[Family trip] End Year Trip: Hakone
Akhir tahun 2014 kemarin, kami memutuskan untuk family trip. Pertama kalinya kami family trip full-team, saya, istri dan kedua anak.
Kami pergi ke Hakone, salah satu tempat wisata yang katanya punya pemandangan alam yang indah. Hakone berjarak 2 jam naik kereta dari Shinjuku (Tokyo). Ada dua jenis kereta yang bisa dipilih, kereta biasa atau kereta khusus yang disebut Romance Car.
Kereta Romance Car lebih nyaman dibandingkan kereta biasa. Kursinya dan interior-nya didesain seperti layaknya kursi dan interior di pesawat, dilengkapi dengan toilet serta makanan yang bisa dibeli di dalam kereta.
Pemerintah daerah Hakone paham betul bahwa daerahnya memiliki potensi wisata yang akan mengundang banyak wisatawan dalam dan luar negeri. Karena itu infrastrukturnya benar-benar diperhatikan.
Di Shinjuku, sebagai salah satu pintu gerbang akses menuju Hakone, disediakan FREEPASS atau tiket terusan seharga ¥5.040 yang bebas digunakan untuk naik kereta dan bus ke manapun di daerah Hakone (dalam periode 2 hari).
Pengalaman saya ketika ke Amrik dulu, model tiket FREEPASS seperti ini lebih menguntungkan bagi mereka yang pertama kali berkunjung ke suatu daerah wisata. Peluang nyasar atau salah memilih rute amat besar, sehingga akan banyak membuang ongkos transport yang nggak perlu. Jadi kami memilih untuk membeli Freepass.
Pemandangan alam Hakone memang indah. Rute yang kami kunjungi adalah rute standard wisatawan. Melihat taman di Gora, naik kereta gantung di Sounzan, wisata cruise di Togendai dan ditutup dengan berendam di onzen.
Pemandangan alam Hakone jadi indah karena tidak banyak ditemui pemandangan seperti itu di Jepang. Kalau di Indonesia, pemandangan alam yang semacam itu sangat-sangat biasa. Perjalanan dari Malang ke Batu aja bisa puas liat hijaunya bukit dan sejuknya hawa gunung. Sayang infrastruktur wisata di Indonesia masih kalah jauh dengan Jepang. Di Jepang, gak ada ceritanya wisatawan di-palak harga makanan, di-palak harga taksi, diserobot antriannya atau tempat duduk, kecopetan, nunggu transportasi publik tanpa tahu jadwal pastinya... Di Jepang semua serba tertib dan teratur. Kereta dan bus akan berangkat dan tiba sesuai jadwal yang tertulis... Semua calon penumpang mengantri dengan teratur. Restoran2 mencantumkan harga makanan secara wajar. Taksi dilengkapi dengan display peta digital sehingga penumpang tahu di mana lokasi saat ini dan akan menuju ke mana.
Mungkin itu sebabnya para guru-guru bahasa Jepang yang mengajar mahasiswa asing memiliki topik favorit yang selalu dijadi pe-er untuk murid-muridnya, yaitu topik presentasi traveling di Jepang. Para guru itu tahu persis bahwa mahasiswa2nya akan memuji2 betapa tertib dan teraturnya tempat wisata di Jepang - karena memang seperti itulah kondisi yang sebenarnya.
Saya membayangkan guru bahasa Indonesia yang mengajar mahasiswa asing memberikan tugas yang serupa, yaitu presentasi traveling di Indonesia. Most likely, kisah yang diceritakan akan sangat beragam dan berbeda2 satu dengan yang lain.
Catatan seputar perjalanan:
Kami pergi ke Hakone, salah satu tempat wisata yang katanya punya pemandangan alam yang indah. Hakone berjarak 2 jam naik kereta dari Shinjuku (Tokyo). Ada dua jenis kereta yang bisa dipilih, kereta biasa atau kereta khusus yang disebut Romance Car.
Kereta Romance Car lebih nyaman dibandingkan kereta biasa. Kursinya dan interior-nya didesain seperti layaknya kursi dan interior di pesawat, dilengkapi dengan toilet serta makanan yang bisa dibeli di dalam kereta.
Pemerintah daerah Hakone paham betul bahwa daerahnya memiliki potensi wisata yang akan mengundang banyak wisatawan dalam dan luar negeri. Karena itu infrastrukturnya benar-benar diperhatikan.
Di Shinjuku, sebagai salah satu pintu gerbang akses menuju Hakone, disediakan FREEPASS atau tiket terusan seharga ¥5.040 yang bebas digunakan untuk naik kereta dan bus ke manapun di daerah Hakone (dalam periode 2 hari).
Pengalaman saya ketika ke Amrik dulu, model tiket FREEPASS seperti ini lebih menguntungkan bagi mereka yang pertama kali berkunjung ke suatu daerah wisata. Peluang nyasar atau salah memilih rute amat besar, sehingga akan banyak membuang ongkos transport yang nggak perlu. Jadi kami memilih untuk membeli Freepass.
Pemandangan alam Hakone memang indah. Rute yang kami kunjungi adalah rute standard wisatawan. Melihat taman di Gora, naik kereta gantung di Sounzan, wisata cruise di Togendai dan ditutup dengan berendam di onzen.
Perjalanan menuju Sounzan menggunakan Hakone Tozan Train |
Gunung Fuji yang nampak dari kereta gantung (ropeway) di Sounzan |
Berpose sebelum naik cruise |
Objek foto di dalam cruise |
Pemandangan luar saat di dalam cruise |
Pemandangan alam Hakone jadi indah karena tidak banyak ditemui pemandangan seperti itu di Jepang. Kalau di Indonesia, pemandangan alam yang semacam itu sangat-sangat biasa. Perjalanan dari Malang ke Batu aja bisa puas liat hijaunya bukit dan sejuknya hawa gunung. Sayang infrastruktur wisata di Indonesia masih kalah jauh dengan Jepang. Di Jepang, gak ada ceritanya wisatawan di-palak harga makanan, di-palak harga taksi, diserobot antriannya atau tempat duduk, kecopetan, nunggu transportasi publik tanpa tahu jadwal pastinya... Di Jepang semua serba tertib dan teratur. Kereta dan bus akan berangkat dan tiba sesuai jadwal yang tertulis... Semua calon penumpang mengantri dengan teratur. Restoran2 mencantumkan harga makanan secara wajar. Taksi dilengkapi dengan display peta digital sehingga penumpang tahu di mana lokasi saat ini dan akan menuju ke mana.
Mungkin itu sebabnya para guru-guru bahasa Jepang yang mengajar mahasiswa asing memiliki topik favorit yang selalu dijadi pe-er untuk murid-muridnya, yaitu topik presentasi traveling di Jepang. Para guru itu tahu persis bahwa mahasiswa2nya akan memuji2 betapa tertib dan teraturnya tempat wisata di Jepang - karena memang seperti itulah kondisi yang sebenarnya.
Saya membayangkan guru bahasa Indonesia yang mengajar mahasiswa asing memberikan tugas yang serupa, yaitu presentasi traveling di Indonesia. Most likely, kisah yang diceritakan akan sangat beragam dan berbeda2 satu dengan yang lain.
Catatan seputar perjalanan:
- Harga tiket Freepass selama 2 hari adalah ¥5.040. Bisa digunakan baik untuk naik kereta maupun bus.
- Kami menginap di hotel Rembrandt. Pelayanan hotel sangat nyaman... Seperti standard hotel Jepang lainnya. Sayangnya lokasi hotel ini di Hon-Atsugi yang agak jauh dari pusat wisata Hakone (sekitar 30Km).
- Dua hari di Hakone tidak akan cukup untuk menjelajah tempat-tempat wisatanya. Hanya sebagian kecil tempat wisata yang dapat dikunjungi.
- Ada jasa pengiriman koper di stasiun Hakone-Yumoto. Pengiriman koper bisa dilakukan hingga 12.30pm dan dapat dikirimkan ke hotel manapun di Hakone. Harga pengiriman adalah ¥700. Alternatif lain untuk menyimpan koper agar tidak perlu dibawa2 saat bepergian adalah coin locker seharga ¥600.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus