Ngelab di Jepang

Katanya... orang Jepang itu workaholic.
Katanya... orang Jepang itu pantang menyerah.
Katanya... orang Jepang itu pekerja keras.

Mau tau situasi sebenernya yang terjadi di lab?

Hari ini kami mengawali dengan group meeting, jam 9 pagi tepat.
Masing-masing anggota lab mempresentasikan progress researchnya dalam seminggu terakhir, apa-apa yang udah dikerjakan. Sensei akan memberikan komentar atau arahan untuk apa-apa yang perlu dikerjakan di minggu berikutnya.

Hari ini, group meeting selesai lebih cepat, sekitar jam 10.30an.
Masing-masing segera kembali ke meja komputer-nya. Ngobrol2 sebentar dan tidak lama kemudian lab jadi tenang. Hanya ada suara ketukan keyboard... Beberapa mulai keluar lab sekitar jam 12 siang - kembali dengan membawa bento atau makan siang.

Sekarang udah jam 19.30. Teman-teman lab saya masih belum menampakkan tanda2 akan pulang... Setiap kali saya melirik layar komputer mereka, isinya adalah coding, bacaan journal, excel, atau situs science lain... (sementara di browser saya lebih sering nampak halaman Facebook, twitter, gmail, atau kompas ketimbang coding atau bacaan journal).

Apa yang terjadi hari ini adalah representasi selama 3 tahun saya bergabung dengan lab ini. Kurang lebih seperti itu setiap hari. Padahal teman-teman lab saya bukan calon doktor. Beberapa dari mereka adalah mahasiswa S1 tahun ke-4. Beberapa mahasiswa master tahun pertama atau ke-2.

Setiap hari belajar... membaca jurnal... buat program... eksperimen... belajar... membaca jurnal... dst. Pagi tiba di lab, dan ketika saya pulang jam sekitar jam 20.00, beberapa masih tetap ada di lab. Padahal, sekali lagi, mereka BUKAN calon doktor atau peneliti. Hanya mahasiswa biasa yang usianya baru 19 atau 20. Nggak heran, kalo para mahasiswa yang belum lulus S1 itu udah bisa masukkan hasil penelitiannya di international conference... sesuatu yang bahkan nggak bisa lakukan setelah saya lulus S2. Beda spirit.

Saya harus mengakui bahwa semangat saya untuk belajar KALAH jauh dibandingkan dengan mereka. Sekarang saya lebih semangat bikin apps ketimbang research.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Day care di Jepang dan keadilan sosial

Mengurus Visa Korea di Jepang