Nge-lab di Jepang, seperti apa?

* Posting ini ditujukan khususnya bagi  mereka yang berencana melanjutkan studi lanjut (Master atau Doctor) di Jepang. *

Waktu saya dinyatakan diterima di Lab RCFME (Research center for frontier medical engineering), Chiba University tahun 2010 lalu, sejujurnya saya tidak punya bayangan bagaimana keadaan yang akan saya alami di sana. Hanya bisa menebak2...

Sampai saya mengalami sendiri.

Tidak seperti di Indonesia, di Jepang setiap graduate student (entah master atau doctor student) pasti akan tergabung dalam sebuah lab yang dikelola oleh seorang profesor (atau associate professor). Di lab inilah, penelitian dikerjakan. Si mahasiswa setiap hari datang ke lab seperti halnya pegawai yang harus datang di jam kerja. Tapi di Jepang, di mana mental kerja keras benar-benar dihargai, jadwal nge-lab mahasiswa bisa dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam. Menginap di lab juga bukan hal yang luar biasa. Lab akan menjadi rumah pertama (bukan lagi rumah kedua) bagi si mahasiswa. "Aturan" semacam ini berlaku untuk semua anggota lab, tanpa memandang umur, jenis kelamin atau kebangsaan. (Mungkin untuk bidang-bidang sosial, kegiatan nge-lab bisa jadi lebih sering di lapangan ketimbang berhadapan dengan komputer seperti mahasiswa teknik umumnya)

Hampir 2 tahun saya resmi menjadi mahasiswa di Jepang (atau bagian dari lab RCFME). Apa yang saya alami, tidak semuanya menyenangkan. Ada hal-hal yang bisa membuat tertekan. Hanya saja, prinsip saya, semua hal yang terjadi (baik atau buruk) pada akhirnya akan mendatangkan kebaikan bagi saya (dan menjadikan saya lebih baik). Jadi ya, apapun yang terjadi, saya tetap enjoy.

Bagi yang berencana untuk melanjutkan studi, menjadi graduate student (master atau doctor) di Jepang, ada baiknya mengetahui hal-hal berikut.

Sebelum berangkat ke Jepang, maksimalkan waktu untuk belajar bahasa Jepang. Setidaknya pada level conversation... Ketika sudah menjadi bagian dari suatu Lab, terutama jika sebagian besar anggota lab adalah orang Jepang, maka ketidakmampuan berkomunikasi akan menjadi halangan yang tidak dapat dianggap enteng.

Ketika ada mahasiswa asing, umumnya mahasiswa Jepang tidak mau repot-repot "berlatih" Bahasa Inggris dengan mahasiswa asing. Jaim... Saya menduga, mereka tidak ingin ketauan kalo "nggak bisa bahasa Inggris". Keengganan untuk berbicara dengan bahasa inggris ini berlaku baik bagi yang bahasa inggrisnya jago, maupun yang nggak bisa bahasa inggris beneran.

Kondisi semacam ini akan berlanjut di dalam lab. Mahasiswa asing yang baru datang, nggak bisa bahasa Jepang, bisa merasa benar-benar kesepian karena "dibiarkan" begitu saja. Semacam nggak dianggep. Tapi bukan berarti mereka jahat ato nggak mau bergaul. Kalo si mahasiswa asing butuh bantuan, mereka dengan sigap membantu.

Saran saya untuk mereka yang ingin melanjutkan studi di Jepang (dan menjadi bagian dari suatu lab) proaktif-lah mendekati mereka kalau ingin menjadi bagian dari lab. Mengajak mereka ngobrol (entah dengan bahasa Jepang seadanya, atau bahasa inggris) di waktu yang tepat sehingga tidak merepotkan dan mengganggu waktu. Tanpa pro-aktif untuk mengajak mereka ngobrol, mereka juga nggak akan "repot" nyamperin mahasiswa asing untuk diajak ngobrol. Sehari di lab bisa2 mahasiswa asing hanya mengucapkan 3 kata, "Ohayou gozaimasu" ketika datang pagi hari dan "Tsukaresamadesu" ketika pulang. 

Lepas dari fasilitas lab yang serba canggih, buku-buku terbaru, kebutuhan software apapun bisa dipenuhi,  alat yang rusak diganti tanpa banyak birokrasi, koneksi internet yang super cepat, ada tantangan lain yang mesti dihadapi mahasiswa asing, yaitu tantangan suasana lab. Menjadi pro-aktif untuk dapat benar-benar menjadi bagian dari lab yang mana tempat yang setiap hari dikunjungi.


That's the way it is.

Komentar

  1. indeed. dan itulah kesalahan saya: ga belajar bahasa, jadinya berasa kayak alien di lab.

    BalasHapus
  2. Hehe2... nggak salah bu. Ratusan (ato mungkin ribuan) mahasiswa asing di Jepang mengalami hal yang sama. That's the way it is.

    BalasHapus
  3. Wiii.. Lama gak liat blognya pak Wind..
    *lebih "bersahabat" di mata Pak!!
    *keep on writing so I can keep on reading!! ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial