Pertama kali

Ada banyak pertama kali yang saya alami dalam minggu ini.
  1. Pertama kali naik shinkansen (kereta cepat). Tujuannya tokyo-nasushiobara yang jaraknya 157 km dan ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Seperti halnya kereta di Jepang, shinkansen juga super tepat waktu. Di tiket tertulis jam 11.20 berangkat, dan tepat jam 11.20 (waktu stasiun) kereta bener2 jalan. Karena nggak ada pedagang asongan yg jual tahu sumedang, nasi campur, ato the kotak, maka penumpang bisa beli bento sblm masuk kereta untuk dimakan di dalam kereta. Istilahnya eki-ben. Harga sekotak bento rata2 1000 yen (nggak perlu diitung kursnya dlm rupiah, karena nafsu makan bisa tiba2 ilang).
  2. Pertama kali melakukan kunjungan ke pabrik Toshiba cabang Nasushiobara yg khusus memproduksi alat2 medis, seperti CT scan, MRI, dan kawan2nya. Saya berkesempatan ngeliat dapurnya pabrik, bagaimana alat2 medis dirakit, mulai dr produksi komponen yg kecil2 sampe yg gede2. Dari sinilah alat2 medis bermerk Toshiba di-shipping ke seluruh dunia. Pabriknya gede, bersih, dan rapi. Bener2 ngerasa jadi mahasiswa jurusan biomedical engineering.
  3. Pertama kali ngerasakan makan (malam) besar ala Japanese style di restoran Jepang. Satu2nya makanan yg saya inget namanya adalah sashimi (ikan mentah). Semua makanan khas jepang, dan saya nggak kepingin nanya itu apa, ato cara masaknya gimana. Karena kl saya tau apa bahan makanannya ato bagaimana makanan itu diolah, saya bisa muntah saat itu juga. Jadi saya makan dgn iman. Just eat them. Makan bersama 8 org lain habis 44rb yen. Jumlah uang itu setara dgn rata2 gaji pegawai di Indo selama 2 bulan.
  4. Pertama kali naik taksi di Jepang. Jarak 3km total yg dibayar adalah 170rb rupiah.
  5. Pertama kali ikut konferensi sebagai pemakalah. Walopun dosen, jujur aja, saya blom pernah sekalipun jd pemakalah pas indonesia. Sebagai peserta pernah, tp mempresentasikan hasil penelitian di konferensi nasional sama sekali blom pernah. Dosen cupu kata orang. Dan disaksikan skitar 80 mahasiswa, dosen, peneliti di bidang biomedical, kedokteran, dan komputer, saya mempresentasikan hasil penelitian ttg pemodelan gerakan diafragma. Dapet pertanyaan yg rada2 nyesek dr seorang dosen dr yamaguchi univ. Kmungkinan antara chiba univ dan yamaguchi univ adalah musuh bebuyutan di bidang biomedical eng, seperti ITS dan UGM yg jd musuh bebuyutan di bidang robotika.
-----
Jadi, ceritanya hasil penelitian saya dan 3 rekan di lab, diterima dan dipresentasikan dalam JAMIT (The Japanese Society of Medical Imaging Technology) annual meeting yg tahun ini diadakan di International University of Health and Welfare di Nasushiobara.

Karena jarak kota Chiba ke Nasushiobara nggak bisa ditempuh dgn sepeda, maka kami berangkat hari Kamis lalu dengan naik shinkansen. Sesampai di Nasushiobara, kami disambut panitia dan acara awalnya adalah kunjungan ke pabrik Toshiba bersama peserta JAMIT lainnya. Sehabis kunjungan pabrik, kami (termasuk sensei dan kolega2nya) makan malam bersama. Karena makan malam baru selesai jam 21.30, kami ke hotel dgn naik taksi. Keesokan harinya, saya presentasi...

Asyik jg ikut conference di Jepang. Hasil2 penelitiannya bener2 fresh dan baru. Perusahaan medis yg jadi sponsor dlm conference spt Toshiba, pasti udah siap nggelontorkan dana penelitian jutaan yen kalo ada penelitian yg berpotensi untuk diterapkan di industri medis mereka. Kecanggihan peralatan medis mereka ditopang oleh penelitian yg dikembangkan di universitas2. Senang saya bisa jadi bagian di dalamnya. Semoga kelak hasil penelitian saya diterapkan di perangkat medis yg bisa berdampak untuk kesehatan jutaan pasien di dunia. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial