Makanya...

Kata "makanya..." sering diucapkan tidak pada tempatnya.
  • Ma(ng)kanya, lah wong naruh hape kok sembarangan. Ilang kan sekarang.
  • Ma(ng)kanya, kerja itu yang bener. Kalo udah diomelin sama bos kek gini baru tau rasa kan.
  • Ma(ng)kanya, kalo disuruh makan ya mbok nurut. Kalo sakit gini, sapa juga yang repot.
  • Ma(ng)kanya, belajaaaar yang rajin pas kuliah... ditolak perusahaan baru tau rasa.
  • Ma(ng)kanya, jadi orang jangan bego-bego. Tuh, ditipu orang kan kalo bego.
  • dan berbagai versi "ma(ng)kanya" yang lain yang lebih kejam.
Logikanya, kalo orang sampe bilang "makanya..." ke kita (dalam berbagai versi), situasinya adalah kita tertimpa musibah, lalu diolok-olok dan disalah-salahkan karena yang mengolok-olok itu (merasa) paling bener sejagat raya...

Dulu, saya sering (ato pernah?) dapet teguran versi "makanya" semacam ini. Entah dari orang tua, kakak, sahabat, teman ato bahkan orang asing. Kalo dapet "makanya" dari orang tua ato sodara, saya masih bisa dengar dengan hati yang terbuka (walopun nggak kepingin juga mereka sering-sering ngucapkan). Tapi yang menyebalkan kalo dapet "makanya" dari orang laen. Mereka nggak tau urusannya, tau2 ikut nimbrung pake "makanya...". Biar keliatan orang bijak kali. Padahal di mata orang yang menerima "makanya" itu, dia adalah orang yang paling menyebalkan.

Kalo dunia ini bisa bersih dari kata "makanya" yang berkonotasi negatif, yang digunakan untuk semakin menambah dalam penyesalan orang yang tertimpa musibah, yang digunakan untuk menunjukkan betapa benarnya orang yang mengucapkan "makanya", yang digunakan untuk mengolok-olok si objek penderita (yang sudah menderita itu), pasti dunia ini lebih indah.

Oke lah, kalau ada yang mau berkomitmen untuk mulai nggak mengatakan "makanya..." terhadap orang yang tertimpa musibah, selamat datang di club "say-no-to-makanya".

Versi lain "makanya":
"Wes tak kandani biyen..."
"I told you..."
"Muangkane..."
"Gue bilang juga apa..."
"Yo to? Wes a..."

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial