Setelah lulus, ngapain? (Part 3 - end)

Setelah lulus, ngapain?
Episode 3: "Berjanjilah padaku nak, jangan pakai ijasahmu untuk mencari pekerjaan, tapi gunakan untuk memberi orang lain pekerjaan."


Jadi ada dua kemungkinan bagi seorang fresh graduate yang ingin mencari kerja: (1) mencari pekerjaan di perusahaan biasa dengan gaji biasa yang "entah-berapa-lama-bisa-promosi-jabatan" atau (2) hunting pekerjaan di perusahaan besar dengan gaji awal 8 digit rupiah per bulan yang tentunya akan dituntut untuk punya skill yang extraordinary dibandingkan ratusan pelamar lain.

Alternatif lain setelah lulus tentu masih banyak (misalnya ikut Indonesian Idol, ngelamar jadi pemain sinetron, mencalonkan diri jadi caleg ato ketua PSSI, dsb). Tapi most likely, fresh graduate akan segera berpikir untuk mencari pekerjaan. Wajar. Bagi yang cewek, siapa tahu di tempat kerja ada pangeran tampan pewaris tahta yang mencari permaisuri dengan menyamar sebagai pegawai biasa (ato office boy). Kalo bisa dapet cowok kayak gitu, lumayan... Nggak perlu lagi kerja jadi pegawai dengan gaji pas2an yang nggak jelas kapan promosi jabatannya dan bisa live happily ever after (kayak di dongeng2).

Setelah lulus adalah waktu yang crucial. Fase baru dalam hidup. Waktunya mandiri dengan nggak lagi bergantung dengan uang dari orang tua. Cepat atau lambat, si anak akan meninggalkan (rumah) orang tuanya dan membangun keluarga sendiri. Lebih baik kalau perjuangan menjadi mandiri, diawali sedini mungkin - sehingga punya waktu yang panjang untuk belajar menghadapi kehidupan sebenarnya... Kalau masih terus tinggal bersama orang tua, si orang tua akan cenderung "memanjakan", melindungi dan mencukupi kebutuhan si anak (naluri orang tua).

Go ahead... Cari pekerjaan di luar kota. Nge-kost dan mulai mencukupi kebutuhan hidup sendiri dari gaji yang didapat. Mulai mengatur keuangan. Sering2 kasih kabar ke orang tua. Kalo bisa seminggu sekali pulang kampung, menengok orang tua (kalo tempatnya jaoh ya sebulan, 3 bulan ato 6 bulan sekali pulang kampung). Pas pulang, jangan lupa bawakan oleh2, makanan kesukaan orang tua yang dibeli dengan gaji sendiri (sukur2 kalo nggak cuman makanan, tapi bisa ngganti televisi ato kulkas di rumah dengan tipe terbaru). Ceritakan gimana pengalaman kerja sehari2 ke orang tua... Dengar nasihat orang tua baik2...

Nah, here's the point. Ijasah untuk melamar kerja itu nggak salah. Karena memang untuk melamar kerja dibutuhkan ijasah. Tapi lebih indah kalo dengan ijasah itu, kita malah bisa memberikan lapangan kerja buat orang lain. Orang yang tadinya nganggur gak jelas, jadi bisa kerja dan punya penghasilan karena kita punya sesuatu yang bisa dikerjakan oleh orang(-orang) tersebut. Posisi kita sebagai pegawai di perusahaan yang lama, juga bisa diisi oleh orang lain yang lebih membutuhkan.

Yang kemudian jadi pertanyaan adalah gimana caranya supaya saya bisa ngasi kerjaan buat orang lain? Sudah untung saya bisa kerja di perusahaan... kalo kerja sendiri, ya mau kerja apa?? Modal dari mana?? dsb...

Kalo memang kepingin punya usaha sendiri (agar gak terus2an jadi pegawai dan bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain), ya harus mulai ngatur strategi sejak awal. Dari pertama masuk kerja, mulai ambil ancang2 untuk keluar setelah bekerja 1 ato 2 tahun. Cari pengalaman dan wawasan sebanyak2nya. Terus ngeliat di bidang apa sebenarnya kita paling talented - di mana orang lain butuh waktu lama sementara kita bisa dengan cepat nyelesaikan... Cari jejaring sebanyak2nya...

Yang penting, sebelum keluar, pastikan ada cadangan dana untuk hidup setidaknya 3-6 bulan dalam keadaan tidak digaji. Maksudnya, saat setelah resign dari tempat kerja, paling nggak ada tabungan yang bisa dipakai untuk biaya hidup selama 3-6 bulan. Dapet dari mana? Ya nabung dari gaji waktu masih bekerja. Ketimbang gaji dipake buat ngganti hape, beli baju, sepatu, dll mending ditabung untuk cadangan dana setelah keluar. Yang penting jangan sampe dalam keadaan tanpa cadangan dana sama sekali, lalu memutuskan untuk keluar... Bisa nggelandang di jalan nanti...

Nah, setelah keluar dari kerjaan dan punya waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu tanpa diikat oleh siapapun, mulailah membangun usaha yang kita punya talent dan passion di sana. Manfaatkan pengalaman dari tempat kerja yang lama... Logikanya, kalo kita bener2 serius ngerjakan usaha itu, masak ya dalam 3-6 bulan nggak kliatan hasilnya sama sekali... Skenario terburuk, kalo memang nggak bisa keliatan hasilnya, sementara cadangan dana sudah menipis, ya ambil ancang2 untuk ngelamar kerjaan lagi, balik kucing jadi pegawai selama 1-2 tahun lagi untuk dapetkan cadangan dana lagi. Tapi saya yakin, kalo kita fokus, mencurahkan seluruh energi, pikiran, kreativitas selama 3-6 bulan, pasti akan menghasilkan!

Does it work? Yup! It worked!

Mantan pacar saya yang sekarang jadi istri saya, dulunya juga kerja sebagai pegawai. Setelah lulus dari sekolah desain dan bahasa Mandarin, dia kerja sebagai pengajar di sebuah sekolah swasta. Saat kontrak kerja setahun akan habis, saya menghasut supaya nggak ngelanjutkan kontrak kerjanya dan mulai usaha sendiri di bidang yang dia punya passion dan talent, yaitu artwork. Agak nekat juga, karena waktu itu kita sama sekali nggak tau seluk beluk pemasaran produk artwork semacam itu. Saya coba2 untuk memasarkan karyanya lewat internet. Eh, laku - setelah lewat 1 bulan, malah nggak pernah sepi dari orderan (bahkan sampe kita di Jepang pun, masih ada yang mau order)... Penghasilan juga udah lebih gede dibandingkan dengan pas jadi pegawai dulu... Padahal usaha ini nggak dijalani dengan full-power 100% karena waktu itu kita juga mikir kalo sudah di Jepang pasti nggak bisa lagi ngelayani orderan. Jadi usahanya dikerjakan sambil lalu aja... Tapi at least, keputusan untuk berhenti jadi pegawai dan memulai usaha sendiri, bukanlah keputusan yang salah. Saat ini dan ke depannya, istri saya nggak kepikiran pake ijasahnya (di bidang desain atau Bahasa mandarin) untuk ngelamar kerja...

(Btw, sekarang istri saya sekolah bahasa Jepang... Pas balik Indonesia, she will be able to speak 4 languages, Bahasa Indonesia, Chinese, Japanese dan English - keren!!)

Jadi, Berjanjilah padaku nak, jangan pakai ijasahmu untuk mencari pekerjaan, tapi gunakan untuk memberi orang lain pekerjaan.

[end]

Yang berkeinginan jadi pegawai, ada baiknya membaca tentang "Kasus singkong" berikut.

Komentar

  1. Interesting series of post that I've been following! Thank you, Pak. The timing couldn't have been more perfect. I'll be graduating next year and I've been doing some thinking on what I would like to do after graduation. For me, I will be working here for 3 years (compulsory because of the government bond). Afterwards, planningnya sih balik Indo & memulai sesuatu yang baru - and hopefully I've found someone by then, hahaha!

    Basic salary here is not as bad as in Indonesia, and the difference between big multinational companies and smaller companies salary are not that big either. Jadi sebenarnya saya agak takut nanti setelah bekerja 3 tahun bakal merasa terlalu 'nyaman' untuk balik, potong gaji, dan merintis dari awal lagi. Tapi semoga tidak *fingers-crossed*.

    Pak Win juga sukses terus ya di sana! Moga2 nggak terlalu terpengaruh gempa & gempanya gak balik lagi dalam waktu dekat..

    BalasHapus
  2. Betul Evelyn... Yang sering terjadi adalah setelah jadi pegawai, terus "terlanjur cinta" dengan pekerjaan.. Entah terlanjur cinta karena memang cinta ato karena takut nggak bisa dpt penghasilan seenak waktu kerja.

    Kalo saya, dulu ketika udah mikir mau resign dari dosen penuh waktu untuk jadi dosen paruh waktu (dan mulai usaha), eh, malah dpet full beasiswa ke Jepang dan most likely akan di sini sampe 4 taon ke depan...

    Kalo kamu, saya cukup yakin kamu masuk di golongan extraordinary yang berpotensi dapet gaji 8 digit rupiah per bulan itu... :)

    BalasHapus
  3. thanks for the advice, pak..! i will be graduating this year *amen* btw, itu istri e pak windra skola bhs d cina dmn ya?

    BalasHapus
  4. Amen... :) Segera lulus dan masuk fase baru kehidupan. Istri dulu sekolah di Jiamen (di deket2 Shenzen, Hongkong, Macau)

    BalasHapus
  5. Pak Windra, saya br pertama kali lihat blog ini..kq pas waktu saya mau lulus (aminnnn)..>.<
    sya ada pemikiran untuk jd dosen, tp dosen kan harus s2...sementara saya blm ada biaya untuk s2 jd saya pikir saya mau bekerja dulu untuk biaya S2..tp saya dengar di MaChung bisa mengajukan lamaran ke yayasan dengan catatan nanti harus menyelesaikan S2, dan ada pengabdian sekitar 3 tahun...apakah itu benar?kalau benar, langkah pertama yg hrs saya ambil apa ya Pak?lamaran itu di tujukan lewat mana?apakah ke admisi Ma Chung?

    BalasHapus
  6. @Anggrah: Halo Anggrah, alamat emailnya apa ya? Nanti saya bisa bantu kasih informasi lewat email.

    BalasHapus
  7. anggura@gmail.com
    Thx b4 Pak ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial