Di Jepang Mahal?

Menurut ECA Internasional (perusahaan human resource consulting di Amerika), Tokyo menduduki kota termahal peringkat 1 di dunia. Di peringkat berikutnya ada Oslo (Norwegia), Luanda (Angola), Nagoya (Jepang), Yokohama (Jepang), Stavanger (Norwegia), Kobe (Jepang), Copenhagen (Denmark), Genewa (Swiss), Zurich (Swiss). Kota New York (USA) berada di peringkat 29 (mungkin terpengaruh melemahnya nilai dolar). Peringkat 1, 4, 5, 7 adalah kota di Jepang. Dari fakta ini, (dengan sedikit nggak rela) bisa ditarik kesimpulan bahwa biaya hidup di Jepang mahal.

Semahal apa? [For the sake of simplicity, I will use rupiah instead of yen]

Di tempat saya tinggal (which is 40km from Tokyo - yang berarti sedikit banyak kena imbas ke-mahal-an biaya di Tokyo), saya mencatat beberapa harga kebutuhan pokok [P] dan nggak pokok [GP]:
  • [P] Harga beras 5KG rata-rata 200rb (atau 40rb/kg) - (di Indonesia: 4rb/kg).
  • [P] Harga nasi putih 200gram 10rb - (di Indonesia: 2rb).
  • [P] Harga sekotak bento biasa 50rb - ada juga yang 30rb, tapi nasinya cuman 3 ato 4 sendok (mungkin itu sebabnya mereka makan pake sumpit, biar bisa disuap berkali-kali)
  • [P] Harga mie instan 20-30rb sementara di Indo 2rb.
  • [GP] Harga ramen (mie) di depot 50rb (di Indo pangsit mie hanya 5rb ato 10rb).
  • [GP] Harga 1 roti sekelas bread story, 20rb (di Indo 10rb).
  • [GP] Harga softdrink/minuman kaleng 10rb.
  • [P] Harga apartemen yang paling murah 3jt/bulan (setidaknya saya blom pernah mendengar ada apartemen di bawah harga tersebut), rata2 (apartemen kelas menengah) 5jt/bulan. (Di Indo kost 300-700rb)
  • [P] Harga tiket kereta antar stasiun (2-3menit perjalanan) 13rb. (Di Indo, angkot 2-5rb)
  • [GP] Harga potong rambut di barber shop kelas menengah 400rb. (Di Indo, sekitar 20rb)
  • [P] Harga satu buah apel: 15rb (iya, satu biji, bukan 1 kilo).
  • [GP] Harga satu tandan pisang (isi 8 biji): 20rb (di Indo, kalo udah musim pisang malah dibuang2)
  • [P] Harga 4 batang cabe merah (yang udah keriting dan rada2 kering gak jelas), 15rb!! (dan ini yang bikin saya rada ilfeel sampe berkeinginan nanem lombok di pot agar bisa makan nasi pake sambel).
Mahal ya? Emmm.... Depends on your framework.

Gaji seorang pegawai fresh graduate di Jepang, berkisar antara 200-250rb yen/bulan (yang kalo di-rupiahkan adalah 20-25jt). Gaji seorang fresh graduate di Indonesia, berkisar antara 1.5-2jt rupiah/bulan. Supaya gampang, anggep aja gaji pegawai A yang kerja dan hidup di Jepang adalah 20jt/bulan dan gaji pegawai B yang kerja dan hidup di Indonesia adalah 2jt/bulan. Perbandingan uang yang diterima antara pegawai A dan pegawai B adalah 10:1.
  • Seandainya seluruh gaji pegawai A di dibelikan beras (yang harga sekilonya 40rb), maka dia akan mendapatkan 20jt/40rb = 500Kg beras. Sementara, bagi pegawai B (Indonesia) jika seluruh gajinya dibelikan beras maka dia akan mendapat 2jt/4rb = 500Kg. Sama.
  • Seandainya seluruh gaji pegawai A dibuat untuk sewa apartemen, maka dia bisa menyewa apartemen selama 20jt/4jt = 5 bulan. Sementara, bagi pegawai B, gajinya yang 2jt juga bisa digunakan untuk kost selama 5 bulan. Sama.
  • Seandainya pegawai A ingin berwisata ke Tokyo Disneyland, dia harus spend untuk tiket masuknya sebesar 580rb (atau let's say 1jt untuk belanja dan makan siang di sana - which means 5% dari total gaji). Sementara pegawai B yang ingin berwisata ke Jatim Park, dia harus spend untuk tiket masuk sebesar 50rb (atau let's say habis 100rb untuk makan dan beli oleh2, which means juga 5% dari total gajinya). Sama.
  • Untuk sekali makan siang biasa, pegawai A spend 50rb-100rb (atau 0.25-0.5% dari seluruh total gajinya), sementara bagi pegawai B, sekali makan siang spend 5-10rb (atau 0.25-0.5% dari seluruh total gajinya). Nggak jauh beda.
Harga di Jepang akan sangaaaattt mahal ketika pegawai B dengan standard gaji Indonesia, hidup di Jepang. Tapi kalau pegawai B tetap hidup di Indonesia, maka pegawai B punya strata sosial yang sama dengan pegawai A. That's why ketika ada yang bilang, "Biaya hidup di Jepang mahal ya?", obviously si penanya menggunakan framework "penghasilan Indonesia"... Jika memandang dari framework "penghasilan Jepang", ya sebenarnya nggak mahal juga. In fact, beberapa produk lokal seperti ikan laut, udang, cumi, kepiting, dan telor harganya bisa SAMA (atau bahkan lebih murah) dibandingkan Indonesia!

Seorang profesor senior Indonesia yang sudah melanglang buana dan pernah bekerja di Jepang selama 1tahun mengatakan kepada saya, "Yang enak itu kalo hidup di Indonesia dan kaya." Saya merenungkan kata2nya... Maknanya dalam, khususnya untuk professor-wanna-be seperti saya.

[Diketik di Lab, hari Sabtu, 30 Oktober, Pk. 11:23, sementara hujan dan taifun menderu2 di luar]

Gambar bento 70rb rupiah yang kalo dimakan dengan framework "Penghasilan Indonesia" bisa langsung kehilangan selera makan.


Komentar

  1. makanya part time aja jadi yakuza di sana.. lumayan dapet tambah2an.. wkwkwk

    BalasHapus
  2. Ternyata sama saja biaya hidup di Jepang sama di Indonesia (Klo kerjanya sama2 ditempat yang bersangkutan).

    S1 indo di Jepang di hargai Bachelor juga ga ya? apa tergantung Univnya? Klo Univ. *ndonesia dihargai, klo Widyag*ma pikir2?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial