Posisi

Saya nggak pernah bisa cocok dengan dunia kerja yang penuh politik. Saya nggak bisa tahan di sebuah organisasi di mana persetongkolan dan intrik terjadi demi keamanan dan keselamatan posisi masing-masing.
  1. Ada yang berani menjegal teman sendiri agar dia bisa dipromosikan. Kalo emang perlu difitnah ya go ahead... Dia ngatur strategi dengan manis agar dianya looks good dan temennya looks bad di depan bos. (semoga saya nggak ketemu dengan orang jenis ini atopun kalo sampe ketemu, semoga saya nggak nyadar bahwa dia sedang ngelakukan itu, daripada saya ilfeel seumur hidup dengan dia). Mari kita sebut orang ini dengan sebutan Jenis Licik.
  2. Ada yang mau enaknya sendiri. Karena ngerasa sudah punya pangkat dan posisi, jadi nggak mau repot... " Lah buat apa juga repot, lah wong yang bawah bisa disuruh-suruh. Kalo nggak mau disuruh-suruh ya jangan jadi bawahan..." Kira-kira gitu prinsipnya. Mari kita sebut dia sebagai Jenis MohRepot.
  3. Ada yang merangkak dari bawah. Mulainya dari 0, lalu kerja keras sampe dia akhirnya punya posisi yang enak. Setelah posisinya enak, ya emang enak... Tapi terus lupa kalo dulu mulai dari 0. Emang gue pikirin ya? Yang penting kan sekarang gua udah enak... Loe mau jungkir balik kerja ekstra keras, ya urusan loe sama bapak loe! Yang satu ini mari kita juluki Jenis YangPentingEnak.
  4. Ada juga yang udah punya posisi. Terus kalo sampe ada yang nggak bisa support dia, ya dia akan keluarkan jurus "hajar bleh!"... Jangan sampe posisi gua ilang (ato gua keliatan jelek di mata pimpinan) gara-gara loe. (Ya iyalah, masak nama gua tercemar gara-gara orang yang nggak isa kerja, yang bener aja... Nama gua harus sempurna di depan Bos, ngerti!!?). Mari kita sebut dia dengan Jenis YangPentingNama.
  5. Ada juga yang kalo ngeliat orang kerja ekstra keras, dalam hatinya senyum2 sambil mencibir "hihihi... keesian deh loee... kerja abis2an pagi-siang-malem tp posisi cmn segitu2 aja... Pinter dikit dong kayak gua...". Yang satu ini mari kita juluki Jenis HowPathetic.
Yah, emang pada sebuah organisasi akhirnya orang akan mengejar posisi dan/atau uang. Nggak bisa disalahkan, ada latar belakang yang men-drive mereka untuk berbuat seperti itu, misalnya keluarga, ambisi pribadinya, kebutuhan sehari-hari, mengikuti gaya hidup atau mengejar status sosial yang lebih baik.
(Dan, please... jangan mengira saya sedang membicarakan lingkungan kerja saya ya... di lingkungan kerja saya itu baik-baik)
Yang saya tanyakan ke diri saya, seandainya di tahun-tahun ke depan saya dapat posisi tertentu apa bakal jadi salah satu dari jenis itu? Mungkin juga, siapa yang tahu...? Saya kan juga manusia yang nggak kebal godaan (itu sebabnya kalo di doa Bapa Kami ada, "... dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan...")

But I seriously pray to my God to give me neither position nor high salary if it will only take the name of my God in vain. Kalo posisi tertentu bakal membuat saya mencemarkan nama Tuhan, ya lebih baik saya gak punya posisi itu.

Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Ams 30:8-9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Charis National Academy (2)

Mengurus Visa Korea di Jepang

Day care di Jepang dan keadilan sosial